WELCOME TO YOUR DIARY. MAY YOU GET WHAT YOU WANT. DO NOT FORGET YOUR COMMENTS CONTENT OR GUEST BOOK. THANK YOU FOR YOUR VISIT ...... Keluarga: Agustus 2011

Selasa, 02 Agustus 2011

Mengenal Permainan Tradisional

Permainan Tradisional

Mengenang permainan anak yang biasa dimainkan saat masih kecil merupakan kenangan indah yang lucu. Beberapa permainan yang mungkin Anda mainkan saat masih kecil misalnya congklak, gasing, bekel, petak umpet, petak jongkok, gobak sodor, petak benteng, dan masih banyak permainan menarik lainnya. Mari kita telusuri satu per satu permainan tradisional yang mungkin kita mainkan saat kanak-kanak.


Congklak

Permainan congklak menggunakan papan permainan yang memiliki 14 lubang dan 2 lubang induk yang ukurannya lebih besar. Dimainkan oleh 2 orang. Satu lubang induk terletak pada ujung papan dan lubang induk lainnya terletak di ujung lainnya. Di antara kedua lubang induk terdapat 2 baris yang tiap barisnya berisi 7 lubang yang jumlahnya 14 lubang.

*
Cara bermain:
Tiap lubang kecil diisi dengan 7 biji yang biasanya terbuat dari kerang atau plastik. Kecuali lubang induk yang dibiarkan kosong. Setelah menentukan siapa yang akan mulai lebih dulu, maka permainan dimulai dengan memilih salah satu lubang dan menyebarkan biji yang ada di lubang tersebut ke tiap lubang lainnya searah jarum jam. Masing-masing lubang diisi dengan 1 biji. Bila biji terakhir jatuh di lubang yang ada biji-bijian lain maka biji yang ada di lubang tersebut diambil lagi untuk diteruskan mengisi lubang-lubang selanjutnya. Jangan lupa untuk mengisikan biji ke lubang induk kita setiap melewatinya. Sedangkan lubang induk lawan tidak perlu diisi.

Bila biji terakhir ternyata masuk dalam lubang induk kita, berarti kita bisa memilih lubang lainnya untuk memulai lagi, tetapi bila ternyata saat biji terakhir diletakkan pada salah satu lubang kosong, berarti giliran untuk lawan kita. Bila lubang tempat biji terakhir itu ada di salah satu dari 7 lubang yang ada di baris kita, maka biji yang ada di seberang lubang tersebut beserta 1 biji terakhir yang ada di lubang kosong akan menjadi milik kita dan akan masuk dalam lubang induk kita.

Setelah semua baris kosong, maka permainan dimulai lagi dengan mengisi 7 lubang milik kita, masing-masing dengan 7 biji dari biji yang ada di lubang induk kita. Dimulai dari lubang yang terdekat dengan lubang induk, bila tidak mencukupi maka lubang lainnya dibiarkan kosong dan selama permainan tidak boleh diisi.


Gasing

Gasing menggunakan mainan yang terbuat dari kayu berbentuk kerucut dan tali.

*
Cara bermain:
Memainkannya adalah dengan memutarnya, dengan cara melilitkan tali pada ujung kerucut, kemudian dilemparkan ke bawah sampai tali tertarik dan gasing berputar. Lemparan juga boleh diarahkan ke gasing lain agar terjatuh. Dibuat lingkaran untuk arena melemparkan gasing. Gasing yang berputar tidak boleh keluar dari lingkaran tersebut. Gasing yang berputar paling lama adalah pemenangnya.


Bekel

Permainan bekel menggunakan bola berwarna-warni yang terbuat dari karet dan biji berbentuk khusus yang terbuat dari kuningan.

*
Cara bermain:
Setelah menentukan giliran siapa yang mulai lebih dulu, permainan dimulai dengan melemparkan bola keatas dan menghamparkan biji. Setelah bola memantul sekali, bola harus diambil kembali.

Kemudian, pemain harus mengambil satu per satu biji yang terhampar secara langsung. Setelah terambil semua, biji dihamparkan kembali dan diambil kali ini sekaligus dua buah biji. Begitu selanjutnya sampai sejumlah biji yang dimainkan. Setalah mengambil biji secara langsung selesai, maka kini pemain harus mengubah biji menjadi bentuk tertentu sebelum diambil. Urutan posisinya adalah pit (bentuk seperti kursi), ro (kebalikan posisi pit), cin (singkatan licin yaitu posisi miring tanpa ada bintik di permukaan biji) dan peng (singkatan bopeng yaitu posisi miring dengan ada bintik di permukaan biji). Biji yang dipergunakan umumnya berjumlah 6 sampai 10 biji.

Pemain akan kehilangan gilirannya apabila bola memantul lebih dari sekali, tidak dapat menangkap bola, lupa mengubah salah satu biji menjadi posisi tertentu saat sudah mencapai tahap pit, ro, cin atau peng, atau menyentuh biji lain saat mengambil biji yang harus diambil. Pemenangnya adalah yang mencapai tahap paling tinggi.


Petak Umpet

Petak umpet dimainkan oleh banyak anak.

*
Cara bermain:
Satu orang pemain yang kalah akan menutup matanya pada salah satu tempat yang dianggap sebagai benteng, sementara yang lain mencari tempat untuk bersembunyi. Setelah menghitung sampai jumlah tertentu, maka mulailah pemain yang menutup mata tersebut mencari tiap orang yang bersembunyi.

Bila telah menemukan orang yang bersembunyi, pencari ini harus cepat-cepat berlari ke benteng sambil menyebut nama orang yang ketahuan persembunyiannya. Begitu juga dengan anak yang ketahuan, karena bila berhasil lebih dulu menyentuh benteng, maka pada tahap selanjutnya dia tidak akan jaga. Anak lain yang bersembunyi dapat pula menyentuh benteng agar tidak jaga pada tahap selanjutnya, asalkan tidak ketahuan dengan pencari.

Setelah semua telah ketahuan persembunyiannya, maka pencari akan menutup matanya kembali pada benteng dan anak-anak lain membentuk barisan di belakangnya. Pencari akan menyebut salah satu nomor. Anak yang ada di urutan nomor yang disebut akan menjadi pihak yang kalah bila tadi dia tidak berhasil lebih dulu mencapai benteng. Sedangkan bila anak pada urutan yang disebut ternyata adalah anak yang berhasil mencapai benteng lebih dulu pada saat ketahuan tempat persembunyiannya, maka si pencari tetap dalam posisi kalah dan permainan dilanjutkan.


Petak Jongkok

Petak jongkok dimainkan oleh banyak anak dan tidak memerlukan alat bantu.

*
Cara bermain:
Tentukan satu orang yang akan mengejar. Untuk menghindari pengejar, setiap anak boleh jongkok. Bila jongkok berarti dia tidak dapat disentuh oleh pengejar. Anak yang berdiri dapat membangunkan anak yang jongkok. Tetapi, anak yang terakhir jongkok berarti akan menjadi pengejar menggantikan pengejar yang lama. Begitu juga dengan anak yang tidak jongkok namun berhasil disentuh oleh pengejar akan menjadi pengejar selanjutnya.


Galah Asin atau Gobak Sodor

Permainan galah asin atau gobak sodor (kadang disebut galasin) ini biasa dilakukan di lapangan. Arena bermain merupakan kotak persegi panjang dan diberi garis di dalamnya.

*
Cara bermain:
Anak-anak dibagi menjadi 2 tim. Setelah menentukan tim mana yang jaga, permainan dapat dimulai. Anggota tim jaga harus menjaga di masing-masing garis yang telah ditentukan dan boleh bergerak sepanjang garis tersebut untuk menyentuh anggota tim lawan. Tim yang tidak berjaga berdiri di garis yang paling depan dan berusaha menerobos garis-garis tersebut dan tidak boleh sampai tersentuh oleh tim yang jaga.

Setelah berhasil menerobos garis paling akhir, mereka harus berusaha kembali ke tempat pertama mereka mulai. Bila berhasil, mereka akan mendapatkan satu nilai. Sedangkan bila ada anggota tim yang tersentuh berarti giliran berganti. Tim yang tersentuh akan bertugas untuk menjaga. Tim yang menang adalah yang mengumpulkan nilai paling banyak.


Petak Benteng

Permainan berkelompok yang terbagi menjadi 2 tim.

*
Cara bermain:
Masing-masing tim menentukan bentengnya, dapat berupa pohon, tiang, atau tembok. Mereka berusaha menawan anggota tim lawan agar dapat merebut benteng lawan. Permainan dimulai dengan salah satu anggota keluar dari benteng, maka anggota tim lawan akan berusaha menyentuh orang tersebut. Tetapi anggota tim pertama dapat langsung menyerang dengan berusaha menyentuh pemain yang keluar tersebut begitu pula dengan tim lawan. Untuk menghindari disentuh, mereka dapat kembali ke benteng masing-masing.

Siapa yang tersentuh akan ditawan di benteng lawan. Teman satu tim dapat berusaha menyelamatkan teman-teman yang tertawan dengan mendatangi benteng lawan dan menyentuh teman-temannya, tetapi tentu saja tidak boleh tersentuh lawannya. Harus ada anggota tim yang menjaga bentengnya. Bila benteng lawan tidak ada yang menjaga, maka pemain dapat menyentuh benteng tersebut yang berarti tim tersebut menjadi pemenangnya.


Taplak

Dapat digunakan kapur untuk menggambar arena yang akan digunakan untuk bermain. Arena berbentuk kotak-kotak, ada satu kotak dan kotak yang terbagi 2 dengan gambar setengah lingkaran pada bagian atas yang menyerupai gunung. Ada pula arena bermain yang berbentuk kotak-kotak seperti jaring-jaring kubus.

*
Cara bermain:
Tiap anak mengambil batu kecil dan berusaha melemparkan ke arena, mulai dari kotak yang pertama. Lalu anak akan berjinjit masuk ke dalam kotak-kotak tersebut. Setalah berhasil sampai ujung, anak akan berusaha kembali ke tempat asal, sampil memungut batu miliknya pada kotak sebelum kotak yang terdapat batu miliknya. Giliran akan berganti bila saat anak berjinjit, dia menyentuh garis atau salah melemparkan batu.

Setelah berhasil menempatkan batu sampai ujung, dia akan mendapatkan bintang. Dimana bintang diletakkan, ditentukan dengan melemparkan batu ke kotak yang diinginkan. Kotak yang terdapat bintang miliknya tidak boleh diinjak oleh lawan-lawannya sehingga akan menyulitkan lawan. Anak yang paling banyak mendapatkan bintang adalah pemenangnya.


Permainan Tradisional Bermanfaat untuk Anak

Permainan-permainan tradisional memiliki nilai positif, misalnya anak menjadi banyak bergerak sehingga terhindar dari masalah obesitas anak. Sosialisasi mereka dengan orang lain akan semakin baik karena dalam permainan dimainkan oleh minimal 2 anak. Selain itu, dalam permainan berkelompok mereka juga harus menentukan strategi, berkomunikasi dan bekerja sama dengan anggota tim.

Kendalanya adalah terbatasnya lapangan di kota-kota besar, sementara banyak permainan yang memerlukan arena yang luas. Kendala besar lainnya adalah karena larangan dari orang tua. Mereka takut anak-anak mereka terluka, kotor atau kulit anak menjadi terbakar karena bermain di lapangan terbuka. Hasilnya, banyak orang tua yang memberikan mainan elektronik yang disukai anak. Padahal permainan ini cenderung membuat anak sulit bersosialisasi sehingga anak menjadi pemalu, penyendiri dan individualistis. Juga makin banyak anak menjadi obesitas karena kurang bergerak.

Memberi kebebasan secara seimbang untuk anak bermain bersama teman-temannya dapat memberikan nilai positif. Bermain dapat menjadi sarana belajar dan mengembangkan nilai EQ pada anak. Tetapi, tentu saja harus dalam pengawasan dan memberi batasan waktu yang jelas agar tidak semua waktu digunakan untuk bermain.

Jika Anda belum pernah mengenal permainan tradisional tersebut, coba tanyakan kepada orang tua Anda berbagai jenis permainan yang seru dan bernilai positif tersebut. Jika Anda sering bermain permainan tersebut di masa kecil, ajarkan permainan yang mungkin belum diketahui anak sembari Anda bernostalgia saat memainkan permainan tersebut saat masih kecil. Sesekali Anda juga dapat ikut bermain sehingga hubungan Anda dan anak akan semakin dekat.
Read More...

Tri Mengatasi Selingkuh

Ada pepatah berkata “jika kau ingin merasakan Surga maka menikahlah, sama halnya jika kau ingin merasakan Neraka maka menikahlah”. Kata-kata yang masuk akal di era kehidupan sekarang ini dimana krisis keluarga banyak terjadi dinegara kita sekarang ini. Diawal tahun 2011 ada penelitian yang mengatakan bahwa 80% anak Indonesia berpikiran negative, berpikiran negative sangat luas dan tidak saya jelaskan disini. Saya hanya ingin menunjukan bahwa sebenarnya anak adalah produk dari orang tuanya, jika anak bermasalah maka orang tuanya pasti bermasalah. Produk tidak baik berarti Pabriknya/perusahaannya tidak “beres”.

Go to the topic, selingkuh berarti selingan indah keluarga utuh, setuju? Nggak!!! Ya, maaf saya bercanda. Artikel ini saya tulis karena saya banyak sekali menangani salah satu permasalahan keluarga dan ini adalah masalah serius. Banyak juga rekan yang menghubungi saya melalui email dan tidak dapat saya jangkau (bertemu langsung), saya berharap tulisan ini dapat member manfaat dan mudah-mudahan menjadi solusi dalam urusan yang sarat dengan kata-kata “cerai”.

Sempat saya “share” kan pengalaman ini melalui facebook, dan banyak respon ada yang bilang “hasil perceraian tidak selalu buruk, cerai bukan aib, damai is the best, dll”. Saya hargai semua pendapat dan masukan itu. Tetapi yang ingin saya bagikan, bahwa dari data yang saya pelajari lebih dari 80% perceraian itu sudah ada polanya, maksudnya? Begini, orang yang sekarang bercerai pasti punya keturunan “cerai” dari keluarga terdahulu. Dan istilah kerennya kemudian “imprint” alias cetak ulang (terjadi dalam kehidupan keluarganya sekarang), nah bagi yang belum menikah perhatikan bibit, bebet dan bobot. Ini adalah akarnya, terkadang tidak sampai cerai tetapi sudah selingkuh dan bisa dimaafkan tapi tetep sakit kan? Kenapa orang yang kucintai mengkhianati? Kok bisa mengingkari janji suci pernikahan? Yuk lanjut bacanya, sedihnya nanti saja.

Ada sebuah penelitian yang telah dilakukan sejak tahun 1980 an, ada tahapan usia yang dikenal dengan istilah “middle crisis” yang normal terjadi pada usia 40 – 50 tahun. dalam usia ini dapat timbul adanya kebosanan dalam kehidupan perkawinan, suami telah mencapai puncak kariernya, istri menghadapi atau telah mengalami menopause, pendidikan dan pengasuhan anak makin kurang memakan waktu, sehingga terjadilah banyak perubahan yang mendalam pada motivasi seksual. Seringkali dalam usia ini orang lalu mencari penyelesaian di luar rumah daripada di dalam perkawinan itu sendiri. Lalu munculah istilah “laki-laki semakin kaya dia akan semakin nakal, dan wanita semakin nakal dia akan semakin kaya” hahaha… istilah yang mengelikan dan kritis juga dengan kondisi sekarang.

Seorang psikolog, Paula Hall mengungkapkan mengapa orang memiliki affair. Kenapa Ada Perselingkuhan? Kita bisa mencari banyak alasan untuk menjawab pertanyaan ini. Tetapi biasanya selingkuh adalah tanda adanya keinginan untuk perubahan. Ada sesuatu dalam diri pasangan atau dalam hubungan yang sedang dijalani, tidak sesuai dengan harapan. Dan perselingkuhan memicu perubahan tersebut. Perselingkuhan tidak melulu soal seks. Keintiman yang terjadi antara dua orang dan melanggar kepercayaan pasangannya bisa merupakan sebuah affair. Nah kata kuncinya adalah Perubahan, tidak puas dengan yang sekarang dan ingin perubahan. Tidak puas berarti ada kebutuhan yang tidak terpenuhi bukan? Nah apa saja kebutuhan kita dalam berkeluarga?

Dr. Willard Harley dalam bukunya His Needs, Her Needs: Building an Affair – Proof Marriage, faktor-faktor penyebab terjadinya tindakan selingkuh seperti yang diuraikan di atas oleh Dr. Willard Harley diartikan sebagai tidak bertemunya kebutuhan suami dan istri dalam rumah tangga. Apa saja kebutuhan tersebut?
1. Kebutuhan Istri.
A. Kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan akan kasih-sayang (affection). Untuk kebanyakan wanita kasih-sayang disimbulkan sebagai rasa aman, rasa terlindungi, rasa nyaman dan persetujuan. Pria perlu memahami bagaimana kuatnya kebutuhan wanita akan perhatian tersebut. Sebagai wanita, kasih-sayang sangatlah penting bagi hubungannya dengan seorang pria.
B. Kebutuhan kedua adalah percakapan (conversation). Seorang istri membutuhkan suami mengutarakan kepada mereka dan mendengarkan mereka, mereka butuh banyak percakapan dua arah (lebih tepatnya lagi wanita lebih ingin didengar). Ketika dua insan menikah, setiap pasangan adalah benar mengharapkan rasa sayang, cinta dan perhatian yang sama seperti sebelum menikah.
C. Ketulusan dan Keterbukaan (honesty and openess) merupakan kebutuhan yang ketiga. Seorang istri butuh untuk mempunyai rasa percaya kepada suaminya secara penuh. Rasa aman adalah kebutuhan yang bersifat umum bagi wanita. Jika suami tidak memelihara ketulusan dan keterbukaan dalam berkomunikasi dengan istri, dia mensiasiakan kepercayaan istri dan seringkali merusak rasa aman istri. Jika istri tidak bisa mempercayai tanda-tanda yang dikirimkan oleh suami, maka istri tidak memiliki dasar untuk membangun hubungan yang mantap.
D. Kebutuhan Istri yang keempat adalah finansial komitmen ( financial commitment). Dia membutuhkan dukungan finansial. Bagaimanapun suksenya karrier yang mungkin dimiliki seorang wanita, dia selalu ingin suaminya untuk menghasilkan cukup uang untuk membuatnya merasakan adanya dukungan dan kepedulian suaminya.
E. Kebutuhan yang kelima adalah komitmen terhadap keluarga (family commitment). Seorang istri membutuhkan suaminya untuk menjadi ayah yang baik dan mempunya komitmen terhadap keluarga. Seorang istri menginginkan suami mereka untuk memegang kendali di dalam keluarga dan menjalankan moral dan pendidikan anak-anaknya.

2. Kebutuhan Suami
A. Pertama adalah terpenuhinya kebutuhan seksual (sexual fulfillment). Sifat istri adalah tidak memahami kebutuhanyang mendalam suaminya pada sex yang lebih dibandingkan sifat suami yang memahami kebutuhan mendalam istrinya terhadap rasa kasih-sayang. Tetapi dua hal (sex dan affection) ini bisa bekerja secara dekat dan bersama-sama dalam kebahagiaan perkawinan. Sex bisa timbul secara alami dan terbuka, jika disana terdapat cukup kasihsayang.
B. Kebutuhan kedua bagi seorang pria adalah kebersamaan dalam berekreasi (recreational companionship). Dia membutuhkan wanita sebagai lawan mainnya.
C. Kebutuhan ketiga suami adalah seorang pasangan yang menarik (an attractive spouse). Seorang laki-laki membutuhkan seorang istri yang terlihat bagus bagi mereka. Dr.Harley menyatakan bahwa dalam hubungan sexsual kebanyakan laki-laki menemukan untuk menghargai seorang wanita tidak hanya pada kualitas didalam diri wanita itu semata, tetapi harus lebih dari itu. Seorang laki-laki membutuhkan ketertarikan secara fisik pula.
D. Dukungan dalam rumah tangga (domestic support) merupakan kebutuhan keempat. Mereka membutuhkan kedamaian dan ketenangan.
E. Kebutuhan yang kelima adalah kekaguman (admiration). Dia butuh istrinya merasa bangga terhadapnya. Seorang istri perlu belajar bagaimana mengekspresikan kebangaan yang dirasakan terhadap suaminya. Kekaguman yang tulus adalah motivasi yang besar bagi seorang laki-laki. Ketika seorang wanita mengatakan pada seorang pria bahwa dia itu menakjubkan, hal ini akan memberikan inspirasi kepadanya untuk melakukan lebih. Dia melihat dirinya sendiri mampu untuk mengambil tanggung jawab yang baru.
Jika beberapa dari lima kebutuhan dasar pasangan tidak terpenuhi, maka orang tersebut menjadi mudah untuk melakukan perselingkuhan. Oleh karenanya , jalan yang terbaik untuk menghindari perselingkuhan adalah dengan memenuhi kebutuhan pasangan dan membuat kehidupan perkawinan menjadi kuat.
Disamping lima hal tersebut, ada dua solusi lagi untuk mengatasi selingkuh dalam rumah tangga yaitu :
1. Success And Happy Program Masalah perselingkuhan merupakan indikasi bahwa anda memiliki masalah dalam keluarga anda yang harus anda temukan solusinya. Mengatasi masalah ini di butuhkan kecerdasan emosional dan kemampuan mengembangkan diri dan pikiran, bahwa segala masalah adalah tanggung jawab kita.
Success And Happy Program adalah program privat therapy bersama saya, dan saya dapat membantu anda memahami alasan-alasan psikologis yang menyebabkan masalah dalam rumah tangga dan menawarkan anda dukungan untuk melalui proses yang sulit tersebut.
2. Buatlah diri anda menarik Ya buatlah diri anda menarik, saya memiliki cd audio terapi khusus untuk membuat diri anda lebih menarik. Bisa digunakan untuk pria dan wanita. Audio ini akan membantu anda menumbuhkan sifat dan karakter yang unggul, dan Munculnya keyakinan bahwa bahwa diri Anda pantas untuk dicintai, pantas untuk disayangi, pantas untuk disukai, pantas untuk mendapatkan pasangan hidup yang terbaik.
Read More...

Trik Mengubah Pasangan Hidup

Setelah menghabiskan waktu berpacaran, bertunangan dan akhirnya menikah. Adakah hal baru yang kita ketahui dari pasangan kita? Ya, setelah hidup bersama biasanya kita mengenal pasangan kita lebih “asli” lagi. Dari kebiasaannya dan perilaku yang tidak kita ketahui pada saat berpacaran dan bertunangan. Proses ini wajar adanya, karena kita akan mengenali pasangan kita saat kita hidup bersama, dan melihat serta mengetahui hal-hal yang tidak kita ketahui saat belum hidup bersama.

Umumnya, strategi apa yang sering kita gunakan untuk mengajak kerjasama pasangan kita? Ada 4 cara klasik yang sering digunakan. 4 cara ini sering kita ulangi untuk membentuk atau membantu pasangan kita menjadi dirinya yang terbaik, tetapi cara ini adalah cikal bakal runtuhnya rumah tangga, lho? Ya cara ini, pada mulanya digunakan dengan motivasi untuk kebaikan, tetapi hasilnya bisa “blunder” bagi tiap pasangan.

Ke 4 cara itu adalah :
1. Menyalahkan dan Menuduh
Kenapa kamu selalu begitu? Ada apa denganmu sebenarnya? Bisakah kamu melakukan sesuatau dengan benar? Lagi-lagi kamu melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat! Masalahmu adalah kupingmu tidak berguna tau!

2. Memberi Label
Dasar pelupa, bawa karung saja kalo pergi-pergi! Dasar ceroboh, pelan dikit kenapa sih! Hei, tukang dandan, 5 menit ngga selesai aku tinggal!

3. Mengancam
Kamu sentuh HP ku lagi, kamu akan rasakan akibatnya! Habiskan atau kamu tidak sarapan lagi besok!

4. Menguliahi dan Memarahi
Kamu kira itu baik, jika aku sedang telepon sabar kan bisa. Aku kan ngga konsen, sudah gede masak kayak anak-anak gini saja mesti diajarin. Dulu pernah diajarin sopan santun kan? Kamu sudah ngerti kan, kalo kamu bangun kesiangan terus aku yang telat, makanya kalo malem itu tidur ngga usah nonton dvd sampe larut. Sapa yang rugi kalo gini terus?

Kita semua tahu ke 4 jurus diatas pasti berhasilnya jika digunakan dengan tepat terhadap pasangan kita, tapi sayangnya perilaku yang kita harapkan berubah tidak dapat bertahan lama. Tau kenapa? Karena semua dilakukan dengan terpaksa, dan bukan keinginan dari dalam pasangan kita (Inner Motivation), serta perilaku tersebut tidak terulang jika ada pasangan saja. Jika tidak ada pasangan kita maka perilaku lama tetap terjadi.

Apa yang terjadi jika ke 4 cara tersebut digunakan dengan dalih membantu pasangan menjadi pribadi yang baik? Hmm.. pribadi yang baik atau kita yang ngga bisa menerima pasangan kita apa adanya, sehingga dia kita paksa berubah sesuai keinginan kita?

Yah, suasana hati pasangan kita tentu penuh dengan emosi negatif. Sebab hal itu akan memunculkan perasaan–perasaan negatif, harga diri yang rendah, perasaan tidak mampu, tidak penting dan tidak berguna. Lalu, tanpa cinta dan penerimaan dari pasangan maka tidak lama lagi perilaku negatif atau situasi yang tidak kondusif akan terjadi.

Ada cara dengan pendekatan yang baru, bagaimana membuat pasangan Anda melakukan dengan senang hati apapun yang Anda inginkan dari perubahan dirinya, atau apapun demi pasangannya dengan senang hati.

Caranya adalah:
1. Membuat Pasangan Kita Merasa Penting
Semua orang dewasa ingin merasa penting dan ternyata jika memberi mereka kepercayaan dan tanggung jawab, untuk suatu tugas yang menantang pun mereka akan melakukan sesuatu dengan upaya terbaik. Penyebab pasangan kita rentan terhadap perubahan adalah adanya perasaan merasa mereka “kecil” dan tidak penting. Seakan akan mereka adalah pihak yang diinjak-injak, dijajah. Seolah-olah kalah dalam pertarungan.
Contoh: sayang, ini akan sangat membantu jika kamu membantu membersihkan kotoran ini, dan aku tau cuma kamu yang bisa kuandalkan.Honey, aku percaya kamu besok bisa tepat waktu diacara wisuda Doni ya, aku tahu kamu tidak ingin mengecewakan Doni bukan?

2. Bicarakan Perasaan Anda
Seringkali pasangan kita melakukan sesuatu yang salah karena mereka hanya memikirkan diri sendiri dan belum menyadari bahwa tindakan itu berdampak pada orang lain. Umumnya pasangan kita mencintai dan peduli dengan kita. Nah, ketika mereka menyadari betapa mereka telah menyakiti perasaan kita, mereka akan lebih bersedia bekerja sama.
Contoh: daripada mengatakan, Kamu itu gimana sih, kok pulsa telepon tiap bulan naik terus. Boros banget sih! sebaiknya mengatakan, aku yang merasa cemas dan takut, jika biaya bulanan kita selalu terpotong untuk membayar pulsa teleponmu.

3. Jelaskan Masalahnya
Dengan menjelaskan masalahnya pada pasangan kita, justru kita tidak sedang menyerang mereka. Justru kita member kesempatan kepada dirinya untuk berpikir tentang tindakan yang telah dilakukannya. Dengan demikian, pasangan kita akan melakukan suatu kebiasaan baru untuk menyelesaikan masalah.
Contoh: daripada mengatakan, Kamu itu dengar kan, anjing peliharaanmu berisik. Mau menunggu sampai dia mati? Kamu sudah janji mau merawat peliharaanmu itu kan? sebaiknya mengatakan: Say, kelihatannya puppy laper tuh.

4. Memberikan Pilihan
Pada umumnya manusia tidak senang dikendalikan (disuruh-suruh), karena ini mengganggu kebutuhan emosional mereka dalam hal kebebasan. Ketika pasangan kita tidak diberi kebebasan maka ada kecenderungan berontak atau tidak peduli. Dengan memberikan pilihan dan memberikan kekuasaan untuk memilih kepada pasangan kita maka mereka akan lebih kuat dalam melakukan sesuatu atau komitmen pasangan kita jauh lebih kuat untuk melakukan sesuatu yang baru. Trik ini untuk memberitahu mereka tentang konsekuensi pilihan pasangan kita dan itu terserah kepada pasangan kita (membuat mereka merasa penting) untuk membuat pilihan yang tepat.

Contoh: daripada mengatakan, Cepat selesaikan tugas-tugasmu, kita mau pergi kapan jika menunggumu kerja terus!!! sebaiknya mengatakan, Kapan tugasmu selesai? Kasihan Doni yang sudah berharap agar dia bisa pergi bersama kita. Aku akan menjadwal ulang kepergian kita dengan saudaraku saja jika hal ini terulang lagi, Linda anak kakakku akan menjadi teman yang baik bagi Doni, jika kamu memilih lambat menyelesaikan pekerjaanmu.

Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat untuk membantu kita semua untuk mewujudkan pasangan yang ideal dan keluarga yang harmonis, serta mudah sekali mencintai pasangan kita jika kita tahu caranya. Bagikan cara ini pada rekan dan orang-orang terdekat anda, sehingga kita hidup dilingkungan yang lebih baik dan harmonis.
Read More...

Misteri Kehancuran Nilai Anak

Kenapa seorang anak ketika belajar di rumah itu bisa, diberi soal lebih susah daripada di sekolah itu bisa, bahkan waktu di tempat les dia diberi latihan soal yang banyak juga bisa, soalnya lebih sulit juga bisa, tetapi ketika ulangan tiba-tiba nilainya jelek. Nah apakah Anda pernah punya masalah seperti ini? Anda yang punya anak SD, pasti sering mengalami masalah-masalah seperti ini. Anda pasti merasa jengkel ketika mengetahui bahwa anak Anda yang tadi malam belajar sudah bisa semua, tapi ketika ulangan ternyata ulangannya dapat nilai jelek. Jika ini terjadi sekali dua kali mungkin Anda bisa memakluminya, tapi jika ini terjadi berulang kali, Anda pasti mulai jengkel pada anak Anda. bahkan bisa jadi Anda frustasi dan kemudian malah mengeluarkan kata-kata negative.

Nah apakah yang terjadi dibalik masalah ini. Seorang anak yang bisa sewaktu di rumah, dan kemudian gagal waktu dia ulangan. untuk hal-hal yang sama dan itu berulang kali, maka Anda perlu curiga bahwa anak ini mengalami kecemasan yang tersembunyi. Anda pasti bertanya nggak mungkin? Dia cemas dari mana? Kenapa koq dia cemas?

Kecemasan yang tersembunyi ini disebabkan oleh banyak faktor. Ya , jadi bisa jadi tuntutan yang terlalu tinggi dari kita orang tua atau mungkin bahkan dari gurunya. Tuntutan ini tidak bisa membuat si anak menunjukkan kwalitas optimalnya. Sehingga ketika ulangan,yang terbayang adalah ketakutan bahwa dia tidak bisa memenuhi tutuntan dari si orang tua. Atau tuntutan dari gurunya mungkin. Nah Anda tahu, Ketika kita itu cemas maka kita tidak bisa berpikir secara jernih.Anda tentu pernah mengalaminya bukan? ketika Anda sedang cemas, sedang stres berat. Maka hal yang sepele tentunya bisa jadi terlupakan. Nah ini yang terjadi pada anak-anak kita. Mereka cemas karena tuntutan kita yang terlalu tinggi,atau keharusan untuk menguasai sesuatu.

Ketika mereka merasa tidak mampu,kecemasan itu menghantui pikirannya. Dan apa yang telah mereka pelajari sebelumnya tiba-tiba “blank”, pada saat ulangan. Ini juga sering terjadi pada kita. Ingatkah Anda pada saat dulu Anda kuliah?mungkin masih SMA bahkan?Ketika kita ulangan tiba-tiba saja mendadak lupa akan jawaban yang harus kita tuliskan disana. Padahal tadi malam jelas-jelas kita sudah belajar,hal tersebut. nah ketika kita menghadapi ulangan tiba-tiba saja hilang jawabannya. Apalagi ketika sang guru atau dosen mengatakan 5 menit lagi Anda harus mengumpulkan,dan waktunya habis. okey makin kita paksa akhirnya kita stress dan akhirnya kita lupa. Dan anehnya ketika kita sudah mengumpulkan lembar jawaban, keluar dari ruang ujian tiba-tiba jawabannya muncul dalam pikiran kita. “aaahhh” kenapa tidak dari tadi munculnya, Anda pasti menggerutu pada diri Anda sendiri. Anda pernah mengalami hal itu bukan?

Nah ini yang terjadi pada anak-anak kita. Jadi ketika mereka ulangan,maka sebaiknya jangan sampai mereka itu cemas. Tuntutan – tuntutan kita membuat mereka cemas. karena itu kita perlu instropeksi diri, apakah selama ini kita sudah menerima mereka apa adanya. Ya,kebanyakan dari kita berharap agar nilai mereka bagus. Tapi begitu nilai mereka jelek, kita mulai menuntut mereka. “Kenapa sih nilai kamu koq jelek ?” Jarang sekali ada orang tua yang mengatakan, “oh iya saya bisa memahami kamu nak, apa yang mama / papa bisa bantu agar lain kali nilaimu lebih bagus lagi?”. Jadi ketika seorang anak mempunyai nilai jelek, hal yang kita perlu lakukan adalah memahami dulu perasaannya. Saya yakin anak itupun tidak ingin nilainya jelek, bukan hanya kita. Diapun juga tidak ingin nilainya jelek tentunya.Tapi kenyataan yang dihadapi lain.

Ketika nilainya sudah jelek, dia sedih tetapi kita malah memarahi dia. Dia akan merasa bahwa dirinya tidak dipahami dan tidak dimengerti. Di lain hari kecemasan itu muncul dalam dirinya. Dia akan merasa, “aduh kalau saya jelek lagi saya pasti dimarahi lagi”, “saya pasti mengecewakan mama saya”. Pernah ada satu kasus dimana seorang anak tidak mau berangkat sekolah gara-gara hari itu ada ulangan. Dia mengatakan pada mamanya saya takut ma, “kenapa takut?” Tanya mamanya. “Saya takut mengecewakan mama kalau nilai saya jelek”. Dan ini dilontarkan oleh seorang anak kelas 2 SD. Nah, dari kejadian tersebut sang mama belajar bahwa selama ini, dia sering berkata “mama nga masalah dengan nilai mu”. Tetapi kenyataannya dia membuat anaknya cemas. Jadi terkadang kita sebagai orang tua hanya mengatakan, “nggak… nilai berapapun saya nggak masalah koq”. Tapi ternyata itu hanya di mulut saja. kenyataannya si anak merasakan hal yang berbeda, dia merasakan tuntutan orang tua yang terlalu tinggi.

Nah, untuk masalah ini sebaiknya kita perlu koreksi diri bagaimana caranya kita menerima seorang anak apa adanya, tidak tergantung dari nilainya. Ingat sebenernya nilai itu hanya mengindikasikan dia sudah bisa atau belum.Berbahagialah ketika nilai anak Anda jelek. Karena apa? Sekarang Anda tahu mana yang dia itu belum bisa. Pembelajaran yang baik harusnya ditujukan untuk meningkatkan seorang anak sehingga ia bisa kompeten di dalam bidangnya. Bukan untuk melabel dia pintar atau bodoh.

Oke, sebab yang lain adalah karena perlakuan-perlakuan negatif yang pernah di terima seorang anak bisa di rumah, bisa di sekolah. Misalnya , Ketika seorang anak nilainya jelek, kemudian kita marah-marahin dia, bahkan mungkin di hukum. Suruh berdiri di pojok, nggak boleh makan. Atau apapun yang kita bisa lakukan untuk itu. Nah ketika dia menerima perlakuan itu,maka perlakuan itu akan membekas di memorinya. Berikutnya ketika dia ulangan lagi di lain kesempatan maka yang dia liat di lembar soalnya bukan soal yang harus dibaca, tetapi wajah orang tuanya yang sedang marah. Wajah ini tiba-tiba saja muncul terbayang di dalam pikirannya. Anda bisa bayangkan jika kita berhadapan dengan soal ujian dan kemudian yang muncul adalah ketakutan membayangkan wajah orang tua yang sedang marah, karena kita tidak bisa. Atau mungkin wajah guru yang memalukan kita di depan teman-teman kita. Maka semua yang kita pelajari tiba-tiba saja menjadi hilang,dan akhirnya ulangannya jelek.

Baiklah, jika ini terjadi sebaiknya Anda perlu segera minta maaf pada anak Anda. Anda cukup mengatakan, “tempo hari waktu ulangan kamu jelek,dan kemudian papa atau mama marah sama kamu saat itu perasaan kamu bagaimana?” apapun yang di jawab oleh anak Anda terima apa adanya. Misalkan dia menjawab, Saya takutlah, saya merasa ini itu apapun itu Anda tinggal ngomong “Oke Maaf, papa mungkin saat itu keceplosan ngomong. Atau mungkin saat itu mama lepas control sehingga memarahi kamu terlalu dalam. Tapi sebenernya maksud mama sangat baik. Kamu mau nggak maafin mama? Mama lain kali janji akan mendukung kamu jika nilai kamu jelek, kita akan cari solusinya sama-sama dan kamu boleh tanya sama mama bagaimana supaya jadi nilainya baik. Kamu pasti kepengen nilai kamu juga baik juga kan?” Nah, itu tentunya jauh lebih baik bagi si anak. Daripada kita hanya sekedar memarahinya, memintanya belajar, memaksanya belajar tanpa sama sekali mengakui perasaannya untuk diberi kasih saying dan untuk di terima apa adanya.

Sebab yang lain adalah kurangnya perhatian berkwalitas. Mungkin Anda bertanya, “ah mana mungkin saya tidak memperhatikan anak saya”. Betul,saya percaya dan yakin bahwa setiap orang tua pasti memperhatikan anaknya.Tetapi terkadang perhatian yang kita berikan itu tidak cocok dengan apa yang diinginkan oleh si anak, yang saya maksud dengan perhatian di sini adalah perhatian yang berkuwalitas. Dalam arti kita memperhatikan juga perasaan-perasaan si anak. Bukan Cuma memperhatikan tugas-tugas yang dia harus slesaikan. Kebanyakan dari kita hanya memperhatikan tugas –tugas yang harus di selesaikan oleh seorang anak. Kita hanya memperhatikan kamu sudah ngerjakan PR belum? kamu sudah belajar belum? pensil kamu sudah diraut belum? besok kalau ulangan kamu sudah siapkan pensilnya/ bolpoint? Buku kamu sudah kamu siapin belum? kita hanya memperhatikan aspek-aspek fisik. Kita tidak memperhatikan aspek-aspek perasaan dari si anak.

Padahal yang jauh lebih dibutuhkan seorang anak adalah perhatian akan perasaan-perasaannya sehingga dia bener-bener di terima secara utuh oleh orang tuanya. Anda bisa memberikan perhatian berkuwalitas ini dengan lebih baik, dengan cara membaca artikel saya yang berjudul Tiga Kebutuhan Emosional Anak dan.. itu adalah salah satu cara terbaik untuk memberikan perhatian berkuwalitas pada anak Anda.
Read More...

Emosional Dasar Anak

Pada bagian sebelumnya kita telah mempelajari bahwa anak dan remaja lebih dikendalikan oleh emosi-emosi mereka daripada pemikiran rasional dan logis. Emosi ini menjelaskan mengapa anak dan remaja berperilaku demikian, termasuk perilaku yang merusak diri sendiri. Jadi jika kita ingin memotivasi mereka kita sebaiknya memahami emosi yang mengendalikan mereka, dan memanfaatkannya untuk mengarahkan perilaku dan pemikiran yang lebih memperdayakan.

Berikut adalah ketiga kebutuhan emosional anak :
1. Kebutuhan untuk merasa AMAN
Salah satu kebutuhan terkuat yang dibutuhkan soerang anak adalah perasaan aman. Aman didalam diri dan lingkungannya. Remaja mencari rasa aman dengan bergabung dengan sekelompok “geng” atau sekumpulan teman sebaya mereka, terlibat aturan social diantara mereka, serta meniru perilaku temannya.

Seorang psikolog Dr. Gary Chapman, dalam bukunya “lima bahasa cinta” mengatakan kita semua memiliki tangki cinta psikologis yang harus diisi, lebih tepatnya jika anak maka orangtuanya yang sebaiknya mengisi. Anak yang tangki cintanya penuh maka dia akan suka pada dirinya sendiri, tenang dan merasa aman. Hal ini dapat diartikan sebagai anak yang berbahagia dan memiliki “inner” motivasi.

Perlukah kita mempelajari dan mengetahui tangki cinta? Sangat perlu, saya seringkali merekomendasi para Guru dan orangtua untuk mempelajari dan menemukan bahasa cinta anak mereka, dirinya dan pasangannya. Hal ini akan saya bahas pada artikel berikutnya).

Contoh, terdorong oleh rasa cinta kepada anaknya seorang ibu memarahi anaknya yang sedang bermain computer. “berhenti maen computer dan belajar sekarang” lalu apa yang ada dibenak anak? Mungkin “Hmpf… Ibu tidak sayang padaku, dan ingin mengendalikan aku serta keasyikanku”
Nah, anak menerimanya sebagai hal yang negatif, komunikasi yang menghancurkan rasa cinta ini biasanya yang menjadi akar permasalahan orangtua dan anak, serta guru.

“Mencintai anak tidak sama dengan anak merasa dicintai”

Apa yang menyebabkan kebutuhan akan rasa a0man tidak terpenuhi?
• Membandingkan anak dengan saudara atau orang lain
Ketika kita mengatakan “mengapa kamu tidak bisa menjaga kebersihan kamar seperti kakakmu”,” kenapa kamu tidak bisa menulis serapi Rudi”.

Akan tumbuh perasaan ditolak, tidak diterima, mereka akan berpikir “papa/mama lebih suka dengan …..”. hal ini menumbuhkan sikap tidak suka dengan dirinya sendiri dan ingin menjadi orang lain. Mereka merasa aman dengan menjadi orang lain, bukan merasa aman dan nyaman menjadi dirinya sendiri.

• Mengkritik dan mencari kesalahan
Ketika kita mengatakan: “dasar anak bodoh, apa yang salah dengan mu? Kenapa kamu tidak dapat melakukan sesuatu dengan benar?”
Dapat dipastikan, akan menimbulkan perasaan dendam, tidak ada rasa aman dilingkungan rumah (jika hal ini sering terjadi dirumah).

• Kekerasan fisik dan verbal
Saya rasa tidak perlu dijelaskan lagi, hal ini sudah banyak kita temui di surat kabar dan berita ditelevisi, dan bahayanya atau akibatnya juga sering kita temui di media tersebut. Jika tidak ada rasa aman dalam rumah, maka seorang anak akan mencari perlindungan untuk memenuhi rasa aman mereka disemua tempat yang salah. Dan anak akan melakukan apa saja untuk mendapatkan rasa aman ini, mencari perhatian dengan cara yang salah.


2. Kebutuhan akan pengakuan(merasa penting) dan diterima/dicintai.
Jarang sekali orangtua membuat anak-anak mereka merasa penting dan diakui dirumah. Sebaliknya banyak orangtua yang membuat anak mereka merasa kecil dan tidak berarti dengan ancaman : “lebih baik kerjakan pr mu sekarang , atau…”

Apa yang ada dalam pikiran anak jika diperlakukan seperti itu? Kita orangtua justru senang jika anak melakukan hal yang kita perintah, tapi yang ada dipikiran anak adalah mereka merasa kalah dengan melakukan apa yang diperintahkan orangtua dengan cara seperti itu. Sehingga banyak anak yang menunda atau tidak mengerjakan apa yang ditugaskan orangtua (bahkan dengan ancaman sekalipun) untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya akan pengakuan .

Peringatan keras bagi orangtua: Jika anak-anak tidak merasa dicintai dan diterima oleh orangtua, mereka akan terdorong untuk mencarinya disemua tempat yang salah.

Keinginan seorang anak untuk diakui dan ingin dicintai begitu kuat, sehingga mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Jika mereka tidak mendapat pengakuan dengan cara yang benar maka akan menemukan dengan cara yang salah dan ditempat yang salah. Kebutuhan ini mendorong beberapa anak dan remaja untuk menggunakan tattoo, mengganggu anak lain, bergabung dengan geng pengganggu, mengecat rambut dengan warna menyolok, bertingkah laku seperti badut dan pelawak. Hal ini umumnya menyusahkan mereka sendiri, tetapi demi mendapatkan pengakuan dan diterima (mendapatkan perhatian).

Ada kasus ekstrim pada 16 april 2007, seorang siswa US Virginia Tech, Cho Seng-hui. Menembak dan menewaskan 32 siswa. Apa yang mendorong perilaku tersebut, sehingga dia melakukan hal yang begitu luar biasa gila? Dia melakukan hanya karena kebutuhan pengakuan dan rasa pentingnya begitu besar, tetapi tidak terpenuhi oleh orang-orang yang mengabaikannya dan menghinanya. Hal itu memaksanya keluar dari dunia logika dan merenggut nyawa orang lain serta dirinya sendiri, dalam pikirannya dia berpikir lebih baik mati bersama nama buruk dari pada hidup bukan sebagai siapa-siapa.


3. Kebutuhan untuk mengontrol (merasa mandiri/keinginan untuk mengontrol)
Seiring pertumbuhan anak, sembari mencari identitas diri dan sambil belajar membangun kemandirian dari orangtua . proses ini menciptakan kebutuhan emosional untuk bebas dan mandiri.

Jadi itu sebabnya anak tidak mau didikte untuk apa yang harus dilakukan. Mereka merasa tidak “gaul” mendengarkan orangtua. Dengan mendengarkan nasihat orangtua mereka seakan diperlakukan seperti anak kecil. Ini menjelaskan mengapa anak lebih mendengarkan teman mereka dan om/tante (paman/bibi) yang masih muda dari pada orangtuanya sendiri.

Orangtua yang cerdas, tidak akan menyerah menghadapi hal ini. Bagaimana caranya memberikan arahan, dan agar anak mau mendengar orangtua? Gunakan komunikasi yang tidak bermaksud memaksa anak dengan nasihat kita. buatlah seakan-akan mereka belajar dan bekerja keras untuk diri mereka sendiri bukan untuk kita. mereka akan lebih bersemangat dan termotivasi dengan cara seperti itu. Dan yang terpenting adalah memenuhi tangki cinta anak kita setiap hari dan memastikan selalu penuh saat bangun anak bangun tidur dan menjelang tidur. Dengan begitu anak tahu siapa yang paling mengerti dan sayang , serta kepada siapa dia akan datang pada saat membutuhkan seseorang untuk mendengar, yaitu kita orangtuanya.

Ambilah manfaat dari informasi ini, kenali kebutuhan emosi anak kita. pekalah dimana saat anak membutuhkan penerimaan, kebutuhan untuk mengontrol sesuatu, serta butuh untuk aman. Gunakan kata-kata yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut, berikut tips dan cara memenuhi kebutuhan emosi dasar seorang anak :

1. Rasa aman:
• Tenang sayang kamu aman bersama papa, mama akan temani kamu, hey… papa disini bakal jaga kamu sayang.

2. Rasa penerimaan/ dicintai:
• biasakan menatap mata saat berbicara pada anak ,usahakan tatapan mata adalah datar atau “mata sayang.
• sentuh bagian bahu saat berbicara atau bagian manapun asal sopan, untuk menunjukan bahwa kita ada bersama dan dekat dengan anak
• usahakan sejajar (berdiri sejajar dengan anak/berlutut).
• Katakan: apapun yang terjadi papa/mama tetap sayang sama kamu, kamu tetap jagoan papa/mama, dimata papa/mama kamulah yang paling cantik.

3. Kebutuhan untuk mengontrol:
• Jika memungkinkan, jika anda melihat anak anda perlu untuk melakukan sesuatu sendiri maka ijinkanlah. Sebenarnya itu adalah proses belajar untuk dirinya sendiri dan akan sangat bermanfaat dimasa dewasa.
• Harga diri anak akan semakin tinggi, jika kita rajin memberikan kontrol kepada anak, karena anak merasa mampu melakukan kegiatan tanpa bantuan. (tentunya kegiatan yang aman sesuai dengan kebijaksanaan orangtua)
• Luangkan waktu khusus untuk beraktivitas dan memberikan kontrol dan mengawasinya dengan kasih saying, misal : anak umur 2-3 tahun minta makan sendiri, pergi ke sekolah sendiri, dll.
Read More...

Perlukah Anak Dimarahi

“Saya harus mengajar anak saya dengan keras, supaya tidak seperti banci nantinya. Saya dulu di didik dengan keras oleh orangtua saya dan saya jadi orang yang tegar dan kuat, saya ingin anak saya melalui proses yang sama. Kalau diberi terlalu banyak kasih sayang apa ngga manja? Atau jadi banci?”

Seringkali ini pertanyaan banyak orangtua yang mengikuti seminar dan workshop yang saya berikan. Tema ini begitu penting bagi mereka setelah saya menjelaskan tentang apa itu Tungku Mental (akan saya bahas lain waktu).

Yah, memberikan dan mengajarkan disiplin pada anak memang sebaiknya dimulai sejak usia dini. Seringkali saya mengajarkan pada para sahabat orangtua, agar mereka mendidik dan menanamkan figure orangtua saat anak mereka berusia 3 tahun. Lho?

Begini ilustrasinya, anggaplah didepan Anda ada sebuah monster yang besar, sangat kuat dan tidak mungkin dibunuh. Dan monster ini sangat menyebalkan, serta punya potensi untuk melakukan hal yang sangat mengerikan. Dibunuh? Tidak mungkin, kenapa? Karena itu adalah anak kita saat dewasa.


Ya, para pembaca yang budiman. Banyak kasus yang saya tangani setelah anak-anaknya menjadi “monster”, memukuli orangtuanya dengan sengaja dan tega, mencuri, bertindak kurang ajar dan lain-lain. Jadi, untuk mengatasi hal tersebut apa yang harus dilakukan?

Saran saya:

1. Marah boleh, bahkan memukul boleh. TAPI tidak dilakukan didepan (diawal). Jika kita merasa perlu mendisiplinkan perilaku anak, maka komunikasikan dengan baik. Komunikasikan dengan kata “Minta”, misal: Ani ibu minta mulai besok dan seterusnya kalo pulang sekolah tepat waktu yah.
2. Jika masih dilanggar? Baiklah kita mulai menetapkan aturan yang lebih tinggi. Kita bisa cari barang atau sesuatu kesukaan anak yang jika disita, anak akan merasa tersiksa. Misal: Handphone, mobil-mobilan, dll. “Jika kamu masih melanggar maka mulai besok Ibu akan sita handphone kamu”.
3. Jika masih dilanggar? Kita perlu meningkatkan aturan yang lebih tinggi lagi, misalnya tidak memberikan uang jajan dan anak hanya makan bekal yang telah disediakan dari rumah.
4. Buatlah gradasi atau tingkatannya semakin membuat anak “sengsara”. Tapi satu hal yang perlu diingat, saat kita melakukan point 1-3, kita tetap menghargai anak, bicara dengan sopan dan tatapan mata tetap datar, tidak perlu berbicara dengan kasar. Dengan cara menghargai anak maka anak akan menghargai orangtua. Bahkan jika kita harus marah ataupun memukul, lakukan sebagai senjata terakhir, setelah melalui berbagai tahapan diatas.
5. Dan yang paling penting, ketika menerapkan serta mengajarkan disiplin pada anak perlu sekali bagi kita orangtua mengatakan “Ayah / Ibu sayang sama kamu, kita perlu mendisiplinkan kamu karena …”, pastikan kata-kata itu keluar, untuk membuat harga diri anak tetap baik, serta anak tetap merasa dicintai orangtua.


Atau tips ini bisa Anda gunakan, ini adalah pengalaman pribadi saya dengan anak saya yang tercinta, Joshua. Saat itu anak laki-laki saya berusia 1,8 tahun. Saat itu kami bermain bersama dikamar, kemudian Joshua mengacak–acak peralatan rias mamanya. Ok, kita berdua (saya dan istri) hanya mengamati dia bermain, makin lama semakin banyak barang yang dia turunkan dan sebar ke lantai.

Berkisar 30 menit anak ini mulai bosan dengan mainannya dan hendak keluar dari kamar kita, eitt… “tunggu dulu sayang” kata saya “Daddy minta tolong ini dibereskan dikembalikan ke tempatnya, Daddy dan Mammy akan bantu, mau?” dan dia menolak. Disini saya ingin mengajarkan disiplin pada anak, saya tahu dia belum bisa melakukan hal tersebut dengan rapi tapi perilaku dan kebiasaanya yang ingin kita ajarkan. Singkat cerita dia mulai meronta-ronta minta keluar, nangis keras-keras kurang lebih 15 menit dan saya menanggapinya dengan tatapan mata yang penuh sayang dan datar, serta tetap menemani dalam proses tersebut.

Akhirnya dengan terpaksa anak saya yang tercinta mulai memungut barang-barang yang berserakan satu persatu dan sesuai janji kita (ingat jika berani berjanji maka tepati) kita juga membantunya. Setelah proses selesai, maka saya mendatangi Joshua dan memeluk dia serta berkata “Jo, jika Daddy berlaku seperti tadi artinya Daddy serius sama kamu, ingat ya… (saya ulang 3 kali), I love U Jo” saya kemudian memberikan ciuman di pipinya.


Berikutnya jika saya merasa perlu untuk mengajarkan hal baru dan disiplin kepada Joshua maka prosesnya akan sangat mudah. Jika Joshua mulai merasa “gerah” maka saya cukup mengatakan “Jo, Daddy serius sama kamu” (dengan nada yang datar dan mata saya menatap datar) maka seketika itu pula ia melakukan dengan sukarela. Saya tidak perlu marah-marah apalagi sampai memukul. Tetap perlu memberikan cinta sepenuhnya dalam kehidupan tiap anak, agar dia mampu mengartikan segala didikan kita dengan arti cinta dan sayang orangtua kepada anak.
Read More...

Cara Mengendalikan Anak

Banyak orangtua dan guru yang mengikuti seminar saya berkomentar “Oke, teknik yang Anda berikan untuk mengatasi problematika anak sangat bagus. Tapi, saya tidak yakin bisa menerapkan apa yang telah Anda ajarkan” lalu tanya saya “Apa sebabnya?”, “Pertama saya tidak disukai anak, berikutnya bagaimana mengkomunikasikan pada mereka ?”.
Jelas ini adalah masalah, tapi tenang ada cara bagaimana mengendalikan perilaku anak. Tapi sabar dahulu sebab ada bagian yang harus Anda pahami dahulu.

Banyak dari orangtua dan guru bertanya dalam pikiran mereka sendiri :

* Mengapa anak saya tidak peduli dengan masa depannya?
* Mengapa mereka melakukan hal-hal yang tidak masuk akal (guru dan orangtua)
* Mengapa mereka tidak mau mendengarkan walupun sudah diingatkan berkali-kali?
* Mengapa anak saya membiarkan dirinya dipengaruhi oleh hal-hal negatif dari teman-temannya yang tidak berguna?

Nah, pertanyaan utama : bagaimana mengendalikan perilaku dan pemikiran mereka?
Jawabanya adalah EMOSI mereka. Emosi sangat menguasai logika berpikir mereka anak-anak dan remaja. Remaja dan anak-anak jauh lebih banyak didorong oleh perasaan mereka daripada pemikiran yang baik untuk mereka. Dengan mengetahui hal ini, maka sia-sia upaya kita mengkuliahi mereka seharian. Membombardir pikiran mereka dengan nasehat positif, menjadikan diri kita motivator dadakan didepan mereka tidak akan mempan. Justru membuat anak bertambah “sebal” dengan kelakuan kita. komentar atau nasihat seperti : “kamu harus giat belajar”, “jangan buang waktumu dengan bermain terus”, “jaga kebersihan dikamarmu”, kecuali bila kita sudah terlebih dahulu mengenali perasaan mereka.

Dalam kondisi emosi yang negatif seorang anak tidak dapat menerima input dan nasehat bahkan titah sekalipun yang dapat mengubah perilaku mereka. Berbeda hasilnya jika kita mampu mengerti dan mengenali perasaan emosi mereka terlebih dahulu maka mereka akan terbuka dan mendengarkan saran logis dari kita. Anak –anak dan remaja akan melakukan sesuatu jika membuat mereka merasa nyaman atau enak di rasanya atau hatinya.

Sebelum melangkah lebih jauh, kita akan belajar bersama, bagaimana reaksi kita dalam menghadapi masalah anak. Seringkali jika ada masalah maka yang ada dibenak kepala kita umumnya ada 3 hal, yaitu :

1. Memberi Nasihat, misal: “saya tadi berkelahi dengan Agus, disekolah”, respon kita pada umumnya “apa-apaan kamu ini sekolah bukan tempat belajar jadi tukang berantem, hanya penjahat yang menyelesaikan masalah dengan berantem”
2. Menginterogasi, misal: “Hp saya hilang di sekolah” respon kita pada umumnya “kamu yakin bukan kamu sendiri yang menghilangkan? Yakin kamu tidak lupa, coba diingat kembali”
3. Menyalahkan dan menuduh, misal: “tadi Edo dihukum karena tidak mengerjakan PR” respon kita pada umumnya “dasar anak malas, mulai hari ini kamu harus lebih disiplin dan perhatikan tugas disekolah”.

Setelah melihat ketiga contoh diatas, tidak ada satu ruang pun untuk mengakui perasaan atau emosi anak, betul? Seringkali kita ini hanya memberikan masukan tanpa mau mendengar apa yang sebenarnya terjadi (lebih tepatnya perasaan apa yang terjadi pada diri anak kita). Ketika emosi seorang anak diabaikan mereka akan lebih marah dan benci. Selama ini mereka berada dalam keadaan emosi negatif, semua nasihat-nasihat maksud baik kita tidak akan digubris, malah akan di “gubrak”.

Cara terbaik untuk mengendalikan anak kita adalah, mengakui emosinya (kenali emosinya) dan beri mereka kekuatan untuk menemukan solusi atas masalah mereka sendiri. Caranya adalah:

1. Dengarkan mereka 100%, tatap matanya dengan tatapan datar atau sayang. (Berikan perhatian dan pengakuan)
Terkadang yang dibutuhkan anak hanya didengar saja, bukan solusinya. Hanya memberikan perhatian 100% kita bisa terkejut, ternyata anak mau terbuka dan mau berbagi pikiran dan perasaan. Hanya dengan berkata “hmm.. okay, begitu ya.. lalu..” Walau nampaknya sederhana, jujur ini sulit bagi kita orangtua yang terbiasa mau ambil jalur cepat alias memberikan solusi dan menyelesaikan masalah. Ketika hal itu kita lakukan, anak akan menutup diri dan menghindar bicara kepada kita. Anak hanya akan meyatakan pikiran dan perasaan yang sejujurnya tanpa takut dihakimi.

Ketika kita biarkan anak mengungkap emosi dan pikirannya dengan bebas (saat kita ada untuk memberi dukungan emosional), kita akan melihat mereka dapat menemukan solusi sendiri untuk permasalahan mereka. Kelebihan lainnya dari pendekatan ini adalah anak akan mengembangkan rasa percaya diri untuk berpikir bagi dirinya sendiri dan menghadapi tantangan – tantangan hidup.

Misal : “saya tadi berkelahi dengan Agus, disekolah”, respon kita “apa yang terjadi? Lukamu pasti sakit sekali yah.. oh, okay”

2. Mengenali dan mengambarkan emosi.
Perlu bagi kita sesaat untuk mempelajari makna dari emosi, karena ini penting bagi kita untuk bisa mencerminkan emosi anak dan mengerti dengan pasti apa yang mereka rasakan. Dengan dimengertinya perasaan mereka, maka mudah bagi mereka untuk terbuka dan bicara tentang masalah mereka. Berikut adalah emosi yang umumnya dialami oleh manusia.

Nama Emosi dan Makna-nya :

1. Marah – Merasakan adanya ketidakadilan
2. Rasa bersalah – Kita merasa tidak adil terhadap orang lain
3. Takut - Kita diharapkan antisipasi karena sesuatum yang tak diinginkan bisa saja terjadi
4. Frustrasi – Melakukan sesuatu berulangkali dan hasilnya tak sesuai harapan artinya kita harus cari cara lain
5. Kecewa – Apa yang diinginkan tidak bisa terwujud
6. Sedih – Kehilangan sesuatu yang dirasa berharga
7. Kesepian – Kebutuhan akan relasi yang bermakna bukan hanya sekedar berteman
8. Rasa tidak mampu – Kebutuhan untuk belajar sesuatu karena ada sesuatu yang tak bisa dilakukan dengan baik
9. Rasa bosan – Kebutuhan untuk bertumbuh dan mendapatkan tantangan baru
10. Stress – Sesuatu yang terlalu menyakitkan dan harus segera dihentikan
11. Depresi - Sesuatu yang terlalu menyakitkan dan harus segera dihentikan

Baiklah kita mulai dengan satu kasus, jika anak Anda datang kepada Anda dan berkata “Joni tidak mau bermain bola dengan ku” apa jawab Anda? “Sini main sama papa/mama, maen sama yang lain saja ya atau ya sudah.. maen sendiri saja”. Ketiga jawaban ini sekilas adalah jawaban klasik, dan memang dibenarkan karena sering dipakai. Pertanyaan saya ada Emosi apa dibalik kata-kata anak tersebut? Betul!! KECEWA, KESEPIAN, nah kalau begitu responnya bagaimana? “Hmm.. nak kamu pengen banget ya maen sama Joni?” atau “Hmm.. kamu kesepian yah, pengen main ya?” lalu tunggu responnya, biasanya anak akan bercerita panjang lebar, kemudian solusi sebaiknya diserahkan kepada anak, caranya “lalu apa yang bisa Papa/Mama bantu buat kamu? Mau maen sama Papa/Mama? Atau ada ide lain?” Biarkan anak memilih solusi terbaik bagi dirinya. Hafalkan tabel diatas dan gunakan untuk berkomunikasi dengan anak, pahami seiap kasus yang dialami anak.

Dengan turut mengerti perasaan emosi anak dan membiarkan menemukan solusi masalahnya sendiri maka anak akan merasa dipahami dan nyaman. Serta akan tumbuh rasa percaya diri dilingkungan yang menghargai dia. Dan berikutnya akan mudah bagi anak untuk terbuka terhadap orangtuanya, dan sikap saling percaya antara orangtua dan anak akan terbentuk dengan baik.

Sampai kini, kita telah belajar bagaimana caranya agar anak terbuka dan percaya pada kita, betul? Berikutnya bagaimana caranya mengarahkan? Caranya setelah kita mendengar dan mengerti perasaan dan emosi anak, serta menanyakan solusi terbaik menurut anak (jika anak sudah mampu berpikir untuk solusi) tanyakan “bolehkah Papa/Mama usul?” setelah ada ijin dari anak maka berikan masukan yang Anda rasa paling mujarab. Terkadang cara pandang anak tidak sama dengan orangtua, kita tahu jika anak memilih solusi yang kurang tepat (menurut orangtua) dengan nilai, norma yang berlaku di lingkungan sosial maka kita bisa “menggiringnya” dengan mudah karena langkah 1 dan 2 sudah dilakukan. Tentunya dengan model komunikasi yang sopan dan tetap menghargai anak.

Pintu gerbang kekerasan hati anak akan terbuka lebar saat kita mau menerima dan mengerti anak kita, dan anak akan mempersilahkan kita masuk dan bertamu didalam lubuk hatinya yang paling dalam. Ditempat itulah kita dapat meletakan pesan, arahan dan masukan positif bagi kebaikan masa depan anak.

Saya paham cara ini butuh waktu, semua solusi cerdas untuk meningkatkan kualitas keluarga butuh waktu. Ada namanya “waktu tunggu” untuk suatu hasil yang istimewa. Masakan yang enak dan sehat butuh waktu dan proses didapur, tidak sekian detik jadi. Nah kualitas apa yang kita mau untuk keluarga kita?
Read More...

Keluarga Harmonis

Solusi Keluarga Harmonis

“Apa sih solusi dari masalah keluarga?” Tanya seseorang kepada saya. solusinya hanyalah “cinta”. Jawab saya. “lha sesimpel itu?” Ya!

Cinta adalah bahan dasar dari hidup kita, kita butuh cinta dan juga butuh untuk memberikan cinta. Kita ada dimuka bumi ini juga karena cinta. Pernah ada yang menyanggah pemikiran ini, jika saya dilahirkan karena “kecelakaan dan keteledoran orangtua saya dan saya dititipkan dipanti asuhan?” jawab saya “ya tetep karena cinta dong, buktinya Anda masih hidup dan dengan perasaan cinta pihak panti asuhan masih menerima anda dan merawat serta mendidik anda sampai anda berhadapan dengan saya, jika tidak ada cinta, bagaimana?” sambil terdiam seorang wanita muda setengah baya ini berpikir, dan merenung. Raut mukanya menunjukan kekesalan akan satu pencarian yang tak kunjung selesai dan perasaan frustasi juga menyelimuti hatinya. Hanya dua pertanyaannya dikepalanya “siapa orangtuaku dan mengapa ini terjadi padaku?”

Cinta memang akan sangat mudah menghidupkan dan menggairahkan kehidupan serta bahan bakar manusia untuk melakukan aktivitas dan pekerjaan besar. Setiap pekerjaan besar dan dahsyat pasti didasari dengan cinta. Seorang pelukis handal pasti menghasilkan karya terindah yang didedikasikan pada kecintaannya pada bidang dan karya yang diselesaikannya.

Sama halnya dengan keluarga, solusi dari setiap permasalahan keluarga adalah cinta. Cinta yang bagaimana yang dapat menjadi solusi? Pertanyaan yang bagus sekali. Kita akan membahasnya dengan cara yang mudah dan sederhana. Kita akan memperlajari sesuatu yang mungkin baru, anda tinggal membaca saja tulisan ini dan dengan mudah anda akan menerapkan bagi keluarga dan orang-orang yang anda cintai. Baiklah mari kita mulai.


Mengkomunikasikan Cinta

Seringkali kita banyak tahu masalah dalam keluarga yang begitu kompleksnya, jangankan mengkomunikasikan cinta. Berkomunikasi saja terkadang tidak nyambung. Mengkomunikasikan cinta yang satu ini akan sangat mudah bagi kita semua, jadi jangan kuatir, karena ini sangatlah sederhana.

Ada satu pertanyaan mendasar yang ada disetiap kepala seorang anak. Pertanyaan itu adalah “apakah saya dicintai?”. Dan pertanyaan yang sama juga berada dikepala tiap pasangan suami–istri yang terkadang membayangi kala bahtera rumah tangga sedang ada goncangan.

Pertanyaan ini selalu dibawa dan tersimpan di memori bawah sadar manusia. Dan jika kita dapat menjawab serta memenuhi kebutuhan cintanya (keluarga, pasangan dan anak), maka ini adalah bahan bakar utama untuk mencapai sukses besar dari tiap insan manusia. Yah, cinta adalah bahan bakar utama untuk mencapai prestasi tertinggi. Jadi saat ini kita akan belajar bagaimana menumbuhkan sikap percaya diri dan motivasi dari dalam hanya dengan memenuhi kebutuhan cinta seseorang. Sehingga oleh rekan saya Bpk. Ariesandi. C.ht, untuk mempermudah hal ini maka beliau sering menganalogikan dengan sebutan Tangki Cinta, yang juga akan kita bahas bersama.

Seringkali saya menjumpai orangtua mengatakan bahwa ia selalu memerhatikan anaknya dan menemani anaknya belajar ataupun bermain. “Setiap kali saya pulang kerja saya selalu menyempatkan diri menemani anak saya belajar dan setelah itu makan malam dan ngobrol sejenak. Tapi mengapa dia masih merasa jauh ya dari saya?” demikian salah satu keluhan dari beberapa orangtua.

Cobalah perhatikan apakah saat menemani anak-anak kita fokus pada mereka atau hanya sekedar menemani saja. Ingat ada perbedaan yang sangat besar antara kedekatan fisik dan kedekatan emosional. Jika anak kita belajar lalu kita menunggui di sebelahnya sambil membaca koran atau mengetik di komputer maka ini baru kedekatan fisik. Atau kita menunggui anak sambil memasak di dapur sembari sesekali menengoknya maka ini juga baru kedekatan fisik Dan si anak akan tetap merasa jauh. Akibatnya anak akan berusaha mencari cara agar ia dapat memperoleh perhatian kita (baca: cinta) yang mereka. Cara-cara yang ditampilkan anak inilah yang sering kita namani “nakal” atau “tidak mau menurut” atau “susah diatur” atau “emosional” atau “tak punya motivasi” atau “tak punya percaya diri” dan lain sebagainya

Jadi bagaimana membangun kedekatan emosional dengan anak-anak dan pasangan kita?

1. Lakukan kontak mata saat sedang berbicara dengan anak ataupun pasangan anda.
2. Lakukan kontak fisik saat sedang berkomunikasi dengan anak ataupun pasangan anda. Sentuh tangannya, bahunya, belai rambutnya ataupun tepuk bahunya.
3. Fokus pada anak atau pasangan saat berkomunikasi. Jangan sambil bertelepon, memasak, membaca koran ataupun mengerjakan sesuatu yang lain. Kita sendiri akan merasa kurang dihargai saat berbicara dengan seseorang dan orang tersebut menelepon, bukan? Demikian juga dengan anak kita!

Lakukan hal ini secara konsisten kepada pasangan dan anak kita, maka kedekatan emosi dan perasaan cinta kita akan tersampaikan dengan mudah dan menyenangkan, serta diterima dengan perasaan yang positif. Dan inilah cara agar kita mampu membuat anak dan pasangan kita nyaman secara emosional dengan kita. hanya melakukan 3 langkah diatas kita sudah mampu membuat anak dan pasangan kita merasa nyaman serta dimengerti. Ingat bukan kah setiap insan manusia punya kebutuhan untuk di mengerti? Lakukan itu serta kita mulai dari rumah.


Tangki Cinta

Berikutnya kita akan sama-sama belajar tentang mengisi dan apa itu tangki cinta. Tangki cinta adalah suatu metafora yang akan kita gunakan bersama untuk memperjelas tentang makna cinta dan manfaatnya untuk menciptakan suatu keluarga yang harmonis.

Tangki cinta ini seperti mobil. Tiap mobil punya tangki untuk bahan bakar, jika terisi penuh maka mobil tersebut mampu berjalan dan beraktifitas dengan baik. Sama dengan tangki cinta, jika tangki cinta anak dan tangki cinta kita (bisa di isi oleh pasangan) penuh maka segala aktivitas apapun, bahkan yang terasa berat sekalipun dapat terselesaikan. Cinta bagaikan energy yang mampu memompa semangat dan motivasi aktivitas kita.

Selain itu, tangki cinta memiliki sifat yang mudah sekali bocor. Dalam kondisi apa tangki cinta akan mudah bocor? Jika kita memarahi anak, memperlakukan dengan tidak sopan, perkataan yang menjatuhkan semangat. Maka tangki cinta ini akan mudah habis. Jika habis, sama seperti mobil yaitu tidak bisa jalan. Sama jika tangki cnta habis atau kosong maka yang tampak adalah perilaku yang tidak menyenangkan.

Baiklah, pada dasarnya seorang anak memiliki tangki cinta. Dan tangki cintanya ada 2. Yaitu tangkicinta yang harus di isi oleh ayah dan tangki cinta yang harus di isi oleh ibu. Yang menjadi tugas ayah tidak dapat diwakilkan oleh ibu dan sebaliknya. Jadi orangtua harus menjalankan tugas dan fungsinya untuk membantu anak agar bahagia.

Pengaruh tangki cinta (anak yang penuh dengan cinta) dapat dilihat dari perilakunya sehari – hari. Jika seseorang anak mendapatkan tangki cinta yang maksimal maka :

* Dia akan merasa bahagia (terlihat penuh semangat)
* Mudah diajak kerja sama (mengerjakan tugas dirumah dan kewajibannya)
* Dan mudah diarahkan untuk mencapai potensi dirinya yang terbaik.

Apa akibat dari tangki cinta seorang anak yang kosong?

1. Rewel & menjengkelkan
2. Merasa tidak diterima
3. Muncul kemarahan dalam diri
4. Tidak menurut perkataan orangtua
5. Tidak berani ambil keputusan & takut gagal

Sama halnya orang dewasa atau pasangan kita, gejala diatas juga berlaku bagi pasangan kita. jika kita ingin memiliki keluarga yang “hebat” maka terus lanjutkan menyimak dan melakukan apa yang menjadi pembahasan kita bersama sekarang.

Baiklah berikutnya kita akan belajar tentang mengenal jenis bahasa cinta dan bagaimana mengisinya. Bahan bakar untuk tangki cinta ada 5 macam, atau di sering disebut juga dengan 5 bahasa cinta, antara lain:

1. Kata-kata pendukung

Kata-kata bisa diibaratkan sebilah pisau bermata dua. Satu sisi bisa untuk membantu kita tapi di satu sisi lainnya bisa mencelakai kita. Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa membuat anak dan pasangan kita merasa dicintai atau bisa membuatnya merasa dibenci dan diabaikan hanya dengan berkata-kata saja.Hal ini bisa diibaratkan seperti ketika kita mencabut sebatang paku yang tertanam di tembok. Bekas dari paku masih terlihat dan membuat permukaan tembok itu tidak sempurna lagi walaupun tembok sudah ditambal.

Kata-kata pendukung ini bisa kita kategorikan dalam 4 golongan besar :

a) Kata-kata penuh kasih

Kalimat semacam “ayah sayang kamu” adalah suatu ungkapan penghargaan secara menyeluruh pada diri seorang anak. Perhatikan intonasi, bahasa tubuh dan keras lemahnya suara saat anda mengucapkan hal ini. Selain itu ketulusan hati saat mengucapkannya adalah salah satu syarat penting dalam mengungkapkan kalimat ini.

b) Kata-kata pujian

Setiap anak, juga orang dewasa, menyukai pujian. Lebih-lebih jika bahasa cinta dominan seorang anak adalah kata-kata pendukung maka ini akan menjadi makanan emosionalnya.

Namun demikian banyak orang kurang memahami teknik memberikan pujian yang tepat sehingga kurang mengena. Inilah beberapa tips untuk melakukan pujian pada anak anda.

Pujilah anak untuk:

* Prestasi spesifik yang dicapai anak
* Perilaku baik yang disadarinya
* Sikap baik yang disadarinya
* Keberadaan dirinya

Susunlah sebuah kalimat yang ditujukan pada anak setelah itu sertakan rasa bangga anda padanya

* “Kamu perlu merasa bangga dengan prestasi yang baru saja kamu raih. Itu semua karena keputusanmu untuk belajar. Papa/mama ikut bangga atas prestasimu,Nak!”
* JANGAN, “Nah begitu, Mama/Papa bangga sama kamu kalau bisa berprestasi seperti itu”. Ini mengingatkan saya pada sebuah lomba burung berkicau dimana sang burung tidak tahu apapun ketika tuannya bangga atas prestasi yang diraihnya. Kalimat semacam itu akan menyiratkan pesan di bawah sadar bahwa anda mengajarkan anak untuk melakukan sesuatu demi kesenangan orang lain bukan karena anak itu sendiri menyukainya. Selain itu si anak akan merasa bahwa upayanya kurang dihargai karena yang dapat kebanggaan adalah orangtuanya bukan diri pribadinya. Lambat laun motivasinya akan menurun.

Hindarilah terlalu sering memberi pujian karena malah bisa berdampak negatif :

* Anak merasa pujian tidak tulus atau hanya untuk menyenangkan hatinya saja atau bahkan mungkin ada maksud tertentu
* Anak akan merasa perlu dipuji terus untuk melakukan sesuatu sehingga akan merasa gelisah kalau tidak mendapatkannya. Hal ini akan membiasakan anak untuk mendapatkan motivasi eksternal semata saat melakukan sesuatu

c) Kata-kata dorongan yang membesarkan hati

Kata-kata dorongan sangat perlu diucapkan saat anak mengalami kegagalan, sitausi sulit atau krisis percaya diri dimana dengan kata-kata tersebut si anak akan merasa punya keberanian lebih untuk melanjutkan upayanya. Contoh : “Bagus coba lagi, kamu pasti bisa Nak!”, “Hebat, kamu perlu bangga pada dirimu karena caramu menghadapi kegagalan ini adalah suatu hal yang luar biasa. Mungkin pada saat seusiamu papa tidak akan terpikir untuk melakukan seperti yang kamu lakukan Nak!”

Kata-kata dorongan yang kita ucapkan dengan tepat akan terkenang sepanjang hidup seorang anak. Dan ini akan menjadi sumber motivasi internal yang tak akan pernah padam.

d) Kata-kata bimbingan

Kata-kata bimbingan menjelaskan suatu hal pada anak. Biasanya menjelaskan tentang moral, etika, dan nilai-nilai hidup. Kata-kata bimbingan yang positif akan menyuarakan “Saya peduli padamu, Nak”. Dengan begitu anak akan respek pada kita sebagai orangtua yang penh perhatian dan peduli padanya. Jangan membimbing dengan perasaan marah dan jengkel karena anak tidak akan merasakan niat baik kita sama sekali. Jika kejengkelan masih meliputi diri kita sebaiknya kita menahan diri dulu untuk memberikan kata-kata bimbingan.

Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan jika bahasa cinta anak kita adalah kata-kata pendukung :

* Jika bahasa cinta anak kita adalah kata-kata pendukung maka sering-seringlah memberikannya, ini akan membuatnya makin merasa dicintai.
* Berhati-hatilah saat mengkritik perilakunya karena kata-kata kasar akan sangat melukai hatinya dibanding jika kata-kata kasar itu diterima oleh anak yang bahasa cintanya bukan kata-kata pendukung. Jadi kata-kata kasar, kritik pedas, olokan dan sikap menyalahkan pada dasarnya akan melukai semua anak namun akan sangat merusak pada anak yang bahasa cintanya kata-kata pendukung.

2. Hadiah

Jika bahasa cinta seorang anak adalah hadiah maka kita perlu mengajarkan mereka untuk menghargai semua hadiah sebagai suatu ungkapan cinta bukan menilai dari murah atau mahal harga hadiah tersebut. Ini bisa berupa kejutan ketika kita memberinya sebuah permen atau jepit rambut murahan yang diinginkannya.Pemberian hadiah harus memiliki makna pengungkapan cinta yang tulus dari kita – orangtua – pada sang anak. Kita harus jujur pada diri kita sendiri dan mau mengakui jika kita memberi hadiah sebagai imbalan atas sesuatu atau sebagai suap pada anak.

Hadiah bermakna terkadang tidak harus dibeli dari toko. Hadiah tersebut bisa berupa ranting pohon yang unik bentuknya, batu apung yang sebelumnya belum pernah dilihat anak atau bunga liar yang langka. Jika kita bisa mengemas hadiah tersebut dengan kreatif maka anak akan bisa merasakan kekuatan cinta yang kita pancarkan.

Pemberian hadiah yang tidak tepat berpotensi merusak anak. Ini terjadi karena orangtua mengambil jalan pintas penyelesaian masalah jangka pendek namun tidak untuk jangka panjang. Inilah beberapa hal yang sering terjadi berkaitan dengan penyalahgunaan pemberian hadiah pada anak :

* Menggunakan pemberian hadiah sebagai imbalan karena anak mau melakukan apa yang kita perintahkan
* Membeli sesuatu dengan begitu mudahnya tanpa memikirkan apakah berguna dan berdampak positif bagi perkembangan anak
* Terlalu sering memberikan hadiah atau mainan sehingga makna pemberian tersebut menjadi berkurang
* Memberikan hadiah berlebihan sebagai kompensasi dari kurangnya waktu bersama anak

Catatan penting jika kita memiliki anak yang bahasa cintanya “hadiah” JANGAN pernah secara sengaja merusak hadiah atau mengungkapkan penyesalan karena telah membelikan hadiah tersebut untuknya. Hal ini benar-benar akan menghancurkan hatinya dan pengalaman negatif ini akan tersimpan hingga dewasa menjadi suatu ganjalan emosi yang tak terselesaikan.

3. Layanan

Ketika bahasa cinta anak kita adalah pelayanan maka satu hal penting yang perlu kita tanamkan dalam diri kita adalah bahwa kita melayani sebagai ungkapan rasa cinta. Beberapa kesalahan persepsi tentang melayani anak :

* Kita melayani anak karena beranggapan mereka tidak mampu
* Kita melayani anak sebagai tebusan rasa bersalah karena tidak bisa menyediakan waktu cukup baginya
* Kita melayani anak karena takut ia marah
* Kita melayani anak supaya pekerjaan cepat selesai, karena kalau anak yang melakukannya sendiri maka kita harus menungguinya berlama-lama

Jadi sebenarnya ketika melayani anak kita membantu dia melakukan hal-hal yang belum mampu ia lakukan sendiri. Di sini kita memberikan contoh. Kita melayani anak sampai ia mampu dan setelah itu kita ajarkan dia melayani diri sendiri dan kemudian melayani orang lain. Tujuan akhir melayani anak adalah membantu anak menjadi orang dewasa yang matang dan mampu memberikan cintanya kepada sesama melalui layanannya.

Anak juga perlu melihat contoh dari orangtuanya dalam memberikan pelayanan ke orang lain tanpa pamrih. Momen terbaik untuk melayani anak adalah ketika ia benar-benar dalam kesulitan. Jangan biarkan ia berjuang sendiri, walaupun tujuan kita adalah untuk menyemangatinya. Anak-anak dengan bahasa cinta layanan akan selalu terkenang akan bantuan ayahnya saat mereka dalam kesulitan menyelesaikan tugas pembuatan keterampilan tangan dari guru kelasnya. Jadi ketika seorang anak meneriakkan keinginannya pada kita untuk memperbaiki roda mobilnya yang rusak atau rok bonekanya yang sobek sebenarnya itulah “jeritan hati” agar kita segera memenuhi tangki cintanya.

Hati-hati :

* Orangtua yang selalu menuruti permintaan layanan anak akan membuatnya tetap egosentris, tidak percaya diri dan tidak mandiri akan kehidupannya sendiri. Contoh tindakan layanan yang tidak pada tempatnya : anak usia 6 tahun masih disuapi, anak usia 7- 8 tahun masih dibereskan tempat tidurnya oleh orangtua atau tas sekolahnya masih dibawakan ke kelas.
* Jangan juga menganggap anak bisa melakukan semuanya sendiri tanpa perlu dibantu saat dia mengalami kesulitan. Inilah yang disebut pengharapan berlebih. Contoh pengharapan berlebih : anak usia 6 tahun diminta membereskan tempat tidurnya sendiri tanpa bantuan kita serapi pekerjaan staf hotel bintang lima.

Setelah anak bisa, jika anda ingin memintanya melakukan sesuatu katakan dengan permintaan bukan perintah. Contoh: “Ani, bisa tolong ambilkan minuman untuk papa ?” bukan “Ani, ambilkan papa minuman!”

4. Sentuhan fisik

Saat anak masih balita umumnya mereka mendapat sentuhan fisik berlimpah seperti dipeluk, dicium dan digendong. Ketika mereka makin besar biasanya sentuhan fisik ini mulai berkurang. Apalagi jika orangtua bahasa cintanya bukan sentuhan fisik maka ia akan merasa risih memberikan sentuhan fisik untuk anaknya. Jika ini terjadi maka orangtua perlu menyesuaikan diri dengan situasi yang ada. Karena bagaimanapun anaknya membutuhkan hal tersebut.

Sentuhan fisik pada anak laki-laki sering diremehkan karena ada pendapat yang mengatakan bahwa anak laki-laki harus tumbuh dengan tegar. Sentuhan fisik pada anak laki-laki diasosiasikan dengan kelembutan yang dinilai sangat bertentangan dengan sifat kelaki-lakian. Justru sebaliknya pengalaman empiris di lapangan sewaktu menangani klien dan berbagai riset para pakar menyatakan bahwa laki-laki yang tegar secara emosional pada masa kecilnya mendapatkan cukup banyak sentuhan fisik. Kurangnya sentuhan fisik pada anak laki-laki akan menyebabkan ia tumbuh sebagai laki-laki dewasa yang egois, suka menggunakan kekerasan fisik pada anak atau istri dan cenderung sinis serta mudah tersinggung saat berkomunikasi dengan anak dan istrinya.

Sentuhan fisik pada anak laki-laki berusia 7-9 tahun dapat dilakukan dengan mengelus rambut, bergulat, pelukan kasar, toast tapak tangan, dan melakukan berbagai permainan seperti basket, sepakbola dan lain-lain.

Saat anak berusia lebih dari 12 tahun kita perlu memperhatikan berbagai aspek saat di depan umum. Jika Anda seorang ibu janganlah memberikan pelukan pada anak laki-laki Anda di depan teman-temannya karena ia akan risih dan bisa menjadi bahan olok-olokan teman-temannya. Namun jika anak laki-laki Anda pulang ke rumah karena letih sehabis berolah raga maka pelukan ibu bisa jadi akan menenangkannya dan membuatnya merasa dicintai.

Demikian juga jika Anda seorang ayah, janganlah memberikan pelukan pada anak gadis Anda di depan umum kecuali inisiatif itu datang dari anak gadis Anda. Namun demikian Anda boleh berinisiatif jika di rumah. Seorang gadis remaja tetap membutuhkan pelukan dan ciuman dari ayahnya jika tidak ia cenderung berusaha mendapatkannya dari teman prianya yang mungkin diiringi dengan tendensi yang kurang bagus.

Sentuhan fisik juga bisa berupa pijatan di leher oleh ayah ketika sang putera berjam-jam bergelut dengan tugas sekolahnya atau belaian lembut ibu di pundak puterinya yang sedang jengkel dengan perlakuan teman sekolahnya atau pijatan ayah pada kaki anak laki-lakinya yang baru pulang bermain sepak bola.

5. Waktu berkualitas

Waktu berkualitas berarti memberikan perhatian kita pada anak tanpa terpecah. Ini seperti melakukan perhatian terpusat pada anak. Sewaktu masih bayi maka anak merasakan banyak sekali waktu berkualitas – saat menyusui dan mengganti popok saja telah memberikan waktu berkualitas berjam-jam tanpa terpecah.

Setelah anak semakin besar maka memberinya waktu berkualitas makin sulit karena dibutuhkan pengorbanan di pihak orangtua. Terkadang kita berpikir lebih mudah memberinya hadiah dan sentuhan fisik daripada memberinya waktu. Namun jika bahasa cinta utama anak adalah waktu berkualitas maka kita tak bisa mengelak dari semua itu.

Sebenarnya banyak perilaku anak yang kita pandang tidak pantas – kita sebut “nakal” – merupakan upaya untuk mendapatkan waktu lebih banyak dengan ayah atau ibu. Agaknya bagi anak-anak ini perhatian yang negatif masih lebih baik ketimbang tidak diperhatikan sama sekali!

Bagaimana jika kita memiliki anak lebih dari satu? Jika Anda punya anak lebih dari satu maka berikan waktu berkualitas untuk masing-masing anak secara terpisah walaupun bahasa cinta utama mereka bukan waktu berkualitas. Namun Anda beri perhatian lebih pada anak yang bahasa cinta utamanya waktu berkualitas sedangkan untuk anak yanglain boleh secara sambil lalu.

Jika kita berbicara waktu berkualitas untuk anak maka kita bisa temukan 3 aktifitas yang sangat penting :

* Percakapan berkualitas untuk berbagi pikiran dan perasaan kita dengan anak
* Membacakan cerita atau dongeng atau ngobrol sebelum tidur akan membantu terbentuknya ikatan emosi dengan anak.
* Kegiatan berdua seperti makan bersama, camping bersama atau bahkan mencuci mobil bersama.

Waktu berkualitas adalah hadiah bagi seorang anak yang berupa “kehadiran orangtua”. Melalui kehadiran kita maka anak bisa menangkap ungkapan tak terucap dari tindakan kita yaitu “Engkau penting dan berharga Nak! Ayah atau Ibu senang menghabiskan waktu bersamamu!”


Temukan Bahasa Cinta utama

Walaupun kita membutuhkan kelima bahasa cinta untuk memenuhi tangki cinta kita akan tetapi ada satu atau dua yangsangat kita butuhkan dalam jumlah lebih banyak dari lainnya. Uraian sebelumnya telah menjelaskan ciri-ciri setiap bahasa cinta. Anda mungkin telah bisa menemukan petunjuk berkaitan dengan bahasa cinta anak Anda aatau mungkin pasangan anda. Namun bagian ini akan membahas secara khusus bagaimana menemukan bahasa cinta utama anak Anda.

Ada beberapa teknik yang bisa Anda gunakan. Kita akan membahasnya satu persatu:

1. Mengamati cara anak mengungkapkan cintanya pada kita Cara ini paling cocok untuk anak berusia 5 – 10 tahun. Anak-anak akan mengungkapkan cintanya dengan bahasa cinta yang mereka sendiri. Mungkin mereka sering mengungkapkan kalimat penghargaan “Mama, saya sayang banget sama Mama” atau mungkin “Papa saya senang banget dibantu menyelesaikan tugas tadi”. Dari sini Anda bisa punya alasan kuat menentukan bahasa cinta anak Anda adalah “kata-kata pendukung”.

Namun metode ini masih harus dikaji lebih dalam jika diterapkan anak di atas usia 10 tahun karena bisa jadi ia mengucapkan itu untuk membuat hati Anda luluh dan meluluskan permintaannya. Apalagi jika mereka pernah sukses melakukan “manipulasi” semacam itu pada Anda. Karena itu untuk menggunakan metode ini pada anak usia 10 tahun ke atas perlu data-data penguat lain.

2. Mengamati cara anak mengungkapkan cintanya pada orang lain Apabila seorang anak suka memberi temannya hadiah kecil maka bisa jadi bahasa cintanya adalah menerima hadiah. Hal ini dikarenakan seorang anak yang bahasa cintanya adalah hadiah akan senang luar biasa ketika menerima hadiah dan ia ingin orang lain juga menikmati kesenangan serupa. Oleh karena itu ia berpikiran bahwa orang lain akan merasakan hal yang sama seperti yang dirasakannya ketika menerima hadiah. Namun ini perlu dipertanyakan jika Anda pernah menasihatinya untuk sering berbagi dengan temannya. Jika ini yang terjadi maka keinginannya memberi hadiah bukan datang dari dirinya sendiri.

3. Mendengarkan permintaan yang paling sering diajukan anak Seringkah Anda mendengar anak Anda meminta komentar tentang gambar yang baru saja selesai dibuatnya? “Bagaimana gambarku ini?” atau “Menurut Papa bagaimana permainan pianoku tadi?” atau “Ayo Ma, bagaimana hasil lukisanku ini?” maka Anda boleh jadi menarik kesimpulan bahwa bahasa cinta anak Anda adalah kata-kata pendukung.
Read More...

Perceraian Keluarga

Mengapa Seseorang Bercerai?

Berikut ini beberapa problem yang sering dijadikan alasan seseorang bercerai. Lima alasan yang sering dijadikan alasan bercerai yaitu:


Alasan 1: Saya merasa jauh dengan pasangan saya

* Penyebab: Pekerjaan mungkin mengharuskan Anda dan psangan menghabiskan waktu yang cukup lama secara terpisah. Waktu yang dihabiskan untuk berkumpul dengan teman, melakukan hobi juga menjadikan semakin sedikit waktu yang dihabiskan dengan pasangan hidup.
* Solusi: Coba periksa kembali jadwal Anda. Prioritaskan waktu untuk dihabiskan bersama pasangan.

Pekerjaan mungkin tidak dapat dielakkan, tetapi waktu-waktu yang Anda habiskan untuk sekadar jalan dengan teman atau melakukan hobi dapat dikurangi. Atau, ajaklah pasangan Anda melakukan hal tersebut bersama-sama. Secara teratur, sisihkan waktu untuk berbicara dan menceritakan perasaan masing-masing, misalnya setengah jam sebelum tidur. Kebersamaan pada sepasang suami istri menjadi sesuatu yang penting untuk kelangsungan pernikahan.


Alasan 2: Saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan dan butuhkan dari pernikahan

* Penyebab: Sebagai manusia yang tidak sempurna, memang kita terbiasa memikirkan apa yang dapat diperoleh. Akibatnya, kecenderungan manusia adalah melihat sisi negatif dari pasangan.
* Solusi: Janganlah berpikir untuk memperoleh sesuatu dari pernikahan Anda. Sebaliknya, kembangkan semangat memberi pada pasangan tanpa mengharapkan imbalan.


Alasan 3: Kami sudah tidak cocok, tidak ada rasa cinta dan respek antara saya dan dia

* Penyebab: Kesibukan, seringnya pertengkaran atau pikiran negatif kepada pasangan dapat menghancurkan rumah tangga.
* Solusi: Untuk menumbuhkan kembali rasa cinta dibutuhkan upaya dari kedua belah pihak. Berlibur berdua dapat menjadi pilihan. Tetapi, yang lebih utama adalah berusaha agar menjalankan kewajiban sendiri. Misalnya, sebagai istri, berupayalah menjadi istri yang baik dengan menunjukkan espek kepada suami. Ini akan membuat suami dihargai dan akan menyayangi Anda. Begitu pula dengan suami yang tidak bertindak diktator dalam memimpin rumah tangganya dan jadikan istri sebagai partner bukan sebagai pesuruh.


Alasan 4: Saya tidak tahan dengan kebiasaan buruknya, dia sangat berbeda dengan saat masih berpacaran yang tampak sempurna

* Penyebab: Pasangan Anda mungkin memiliki kebiasaan yang tidak Anda sukai. Walau Anda sudah memintanya untuk berubah, tetapi kebiasaan ini selalu diulangi lagi. Kebiasaan terlambat, berantakan atau boros sering menjadi hal yang mengganggu.
* Solusi: Hindari untuk berfokus pada kebiasaan padangan yang menjengkelkan. Hal tersebut hanya akan membuat Anda dan pasangan semakin jauh. Cobalah ingat-ingat kembali, apa yang membuat Anda jatuh cinta pada pasangan. Berfokuslah pada hal-hal baik tersebut yang akan membuat Anda semakin mencintai pasangan.


Alasan 5: Suami saya tidak dapat memimpin keluarga dan selalu membuat keputusan yang salah

* Penyebab: Karena suatu keputusan yang dibuat pasangan tidak menghasilkan hasil yang baik, membuat Anda tidak lagi mempercayai pasangan. Kasus lain, suami tidak mau membuat keputusan dan meyerahkan semua keputusan pada Anda.
* Solusi: Sebuah keluarga hendaknya dipimpin seorang suami. Coba periksa diri Anda, apakah selama ini Anda terus-menerus mengungkit kesalahan pasangan. Hal ini dapat menghancurkan perkawinan Anda. Sebaiknya, sebagai istri, Anda mendukung suami dan memujinya dengan tulus. Bersikaplah respek terhadap suami karena hal ini sangat dihargai suami sebagai kepala keluarga. Ini tidak berarti sebagai istri hanya dapat selalu menurut. Jika ada suatu pendapat yang tidak sesuai, sebaiknya dibicarakan dengan baik-baik, dengan nada suara yang lembut dan dalam waktu yang tepat.

Berupayalah untuk selalu berpikiran positif pada pasangan, ciptakan suasana yang penuh cinta dan upayakan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat. Sebuah pernikahan tidak selalu harus diakhiri dengan bercerai meski terdapat berbagai alasan untuk bercerai. Menikmati perkawinan yang bahagia memang tidak mudah. Suami dan istri perlu memelihara perkawinan agar dapat terus berjalan.
Read More...

Pendidikan Sex Untuk Anak

Mengapa Perlu Pendidikan Seks?

Anak-anak dan remaja rentan terhadap informasi yang salah mengenai seks. Jika tidak mendapatkan pendidikan seks yang sepatutnya, mereka akan termakan mitos-mitos tentang seks yang tidak benar. Informasi tentang seks sebaiknya didapatkan langsung dari orang tua yang memiliki perhatian khusus terhadap anak-anak mereka.

Hasil survey Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks pranikah. Angka yang memprihatinkan di negeri yang cukup menjunjung tinggi nilai moral sehubungan seks. Mengapa mereka bisa melakukan hubungan seks pranikah? Penyebabnya karena kurangnya pendidikan seks kepada anak dan remaja. Kapan pendidikan seks bisa mulai dilakukan?


Kapan Pendidikan Seks Dimulai?

Kapan pendidikan seks bisa mulai diberikan kepada anak? Beberapa orang tua sering menjawab pertanyaan seks dengan jawaban singkat: "Tunggu kamu besar!". Sebenarnya waktu terbaik memberikan pendidikan seks adalah sejak dini! Pendidikan seks dimulai bahkan sejak anak masih balita.

Jika Anda menunda memberikan pendidikan seks pada saat anak Anda mulai memasuki usia remaja, maka itu sudah terlambat. Karena di zaman di mana informasi mudah didapat dari Internet dan teman sebaya, maka saat anak usia remaja mereka telah mengetahui lebih banyak tentang seks dan kemungkinan besar dari sudut pandang yang salah.


Bagaimana Pendidikan Seks Diberikan?

Bagaimana cara terbaik memberikan pendidikan seks kepada anak-anak Anda? Berikut ini beberapa tahapan umur dan cara memberikan pendidikan seks sesuai dengan tingkat usia anak Anda.

*
Balita (1-5 tahun)
Pada usia ini, Anda bisa mulai menanamkan pendidikan seks. Caranya cukup mudah, yaitu dengan mulai memperkenalkan kepada si kecil organ-organ seks miliknya secara singkat. Tidak perlu memberi penjelasan detail karena rentang waktu atensi anak biasanya pendek.

Misalnya saat memandikan si kecil, Anda bisa memberitahu berbagai organ tubuh anak, seperti rambut, kepala, tangan, kaki, perut, dan jangan lupa penis dan vagina atau vulva. Lalu terangkan perbedaan alat kelamin dari lawan jenisnya, misalnya jika si kecil memiliki adik yang berlawanan jenis.

Selain itu, tandaskan juga bahwa alat kelamin tersebut tidak boleh dipertontonkan dengan sembarangan, dan terangkan juga jika ada yang menyentuhnya tanpa diketahui orang tua, maka si kecil harus berteriak keras-keras dan melapor kepada orang tuanya. Dengan demikian, anak-anak Anda bisa dilindungi terhadap maraknya kasus kekerasan seksual dan pelecehan seksual terhadap anak.
*
Usia 3-10 tahun
Pada usia ini, anak biasanya mulai aktif bertanya tentang seks. Misalnya anak akan bertanya dari mana ia berasal. Atau pertanyaan yang umum seperti bagaimana asal-usul bayi. Jawaban-jawaban yang sederhana dan terus terang biasanya efektif.

Contoh #1: "Bayi berasal dari mana?" Anda bisa menjawab dari perut ibu. Atau Anda bisa tunjukkan seorang ibu yang sedang hamil dan menunjukkan lokasi bayi di perut ibu tersebut.

Contoh #2: "Bagaimana bayi keluar dari perut Ibu?" Anda bisa menjawab bayi keluar dari lubang vagina atau vulva supaya bisa keluar dari perut ibu.

Contoh #3: "Mengapa bayi bisa ada di perut?" Anda bisa menjawab bahwa bayi di perut ibu karena ada benih yang diberikan oleh ayah kepada ibu. Caranya adalah ayah memasukkan benih tersebut menggunakan penis dan melalui vagina dari ibu. Itu yang dinamakan hubungan seks, dan itu hanya boleh dilakukan oleh pria dan wanita yang telah menikah.
*
Usia Menjelang Remaja
Saat anak semakin berkembang, mulai saatnya Anda menerangkan mengenai haid, mimpi basah, dan juga perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada seorang remaja. Anda bisa terangkan bahwa si gadis kecil akan mengalami perubahan bentuk payudara, atau terangkan akan adanya tumbuh bulu-bulu di sekitar alat kelaminnya.
*
Usia Remaja
Pada saat ini, seorang remaja akan mengalami banyak perubahan secara seksual. Anda perlu lebih intensif menanamkan nilai moral yang baik kepadanya. Berikan penjelasan mengenai kerugian seks bebas seperti penyakit yang ditularkan dan akibat-akibat secara emosi.

Menurut penelitian, pendidikan seks sejak dini akan menghindari kehamilan di luar pernikahan saat anak-anak bertumbuh menjadi remaja dan saat dewasa kelak. Tidak perlu tabu membicarakan seks dalam keluarga. Karena anak Anda perlu mendapatkan informasi yang tepat dari orang tuanya, bukan dari orang lain tentang seks.

Karena rasa ingin tahu yang besar, jika anak tidak dibekali pendidikan seks, maka anak tersebut akan mencari jawaban dari orang lain, dan akan lebih menakutkan jika informasi seks didapatkan dari teman sebaya atau Internet yang informasinya bisa jadi salah. Karena itu, lindungi anak-anak Anda sejak dini dengan membekali mereka pendidikan mengenai seks dengan cara yang tepat.
Read More...

Pijat Bayi

Pijat Bayi

Saat sang ibu memandikan sang jabang bayi, tentu dilakukan dengan penuh kasih sayang dan lembut. Sang ibu menikmati saat memandikan si bayi mungil. Dilakukan dengan penuh hati-hati dan perlahan. Namun, hal yang sama juga bisa dilakukan saat memijat bayi. Memijat bayi bisa dilakukan dengan hati-hati dan lembut.

Pijat bayi sudah semakin umum dilakukan oleh banyak orang tua. Pemijatan bayi merupakan kegiatan yang menyenangkan yang membuat orang tua dapat berkomunikasi dengan bayinya baik secara fisik maupun emosi. Seraya memijat dengan lembut, orang tua bisa sambil berbicara dan bersenandung kepada si bayi. Dan biasanya, sang bayi akan membalas dengan tawa, senyuman, atau celoteh yang menyenangkan.


Tujuan Pijat Bayi

Apa tujuan memijat bayi? Berikut ini beberapa manfaat memijat bayi.

*
Pernyataan kasih sayang
Yang terutama yaitu bayi akan merasakan kasih sayang dan kelembutan dari orang tua saat dipijat. Kasih sayang merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan bayi. Sentuhan hangat dari tangan dan jari orang tua bisa membuat bayi merasakan pernyataan kasih sayang orang tua.
*
Menguatkan otot
Pijatan terhadap bayi sangat bagus untuk menguatkan otot bayi.
*
Membuat bayi lebih sehat
Memijat bayi bisa memerlancar sistem peredaran darah, membantu proses pencernaan bayi, dan juga memerbaiki pernapasan bayi. Bahkan memijat bayi bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh si bayi.
*
Membantu pertumbuhan
Menurut penelitian, pertumbuhan bayi seperti berat badan akan lebih baik dengan memijat bayi. Bahkan untuk bayi prematur, berat badan bisa bertambah hingga 47 persen dibanding jika tidak dipijat.
*
Meningkatkan kesanggupan belajar
Dengan merangsang indra peraba, indra penglihatan dan pendengaran si bayi, akan meningkatkan daya ingat dan kesanggupan belajar sang bayi.
*
Membuat bayi tenang
Dengan memijat bayi, sama seperti orang dewasa, akan membuat bayi merasa rileks. Hal ini dapat membuat ia bisa tidur lelap lebih lama dan akan lebih tenang.
*


Cara Memijat Bayi

Pemijatan bayi bisa dilakukan dengan usapan-usapan yang lembut pada kaki dan telapak kaki bayi. Lalu dilanjutkan pada punggung, dada, perut, lengan, dan muka bayi. Lakukan dengan senyuman dan tatapan mata yang lembut kepada si bayi sehingga membuat bayi merasa tenteram dan nyaman. Satu tips yang menarik yaitu sebelum memijat, tatap dan belailah wajah sang bayi seolah Anda meminta ijin untuk memijatnya.

Pemijatan dapat dilakukan pada bayi berusia kurang dari 1 tahun. Pemijatan dapat dilakukan setiap hari yaitu pada pagi hari saat bayi bangun dan pada malam hari sebelum bayi tidur.

Jangan lupa membersihkan tangan Anda sebelum memijat bayi. Hindari mengenakan perhiasan seperti cincin atau gelang yang dapat menggores kulit bayi yang lembut. Baringkan bayi di atas tempat yang lembut dan bersih. Saat mengusap atau memijat, jangan dalam kondisi bayi lapar. Karena bayi akan tidak menikmati pijatan Anda dan lebih sering menangis.

Sebelum memijat, Anda bisa melumuri tubuh bayi dengan lotion bayi yang lembut. Saat memijat, awali dengan sentuhan lembut, lalu secara bertahap tambah tekanan pada sentuhan Anda sampai taraf yang patut bagi tubuh bayi yang lembut.

Mulailah pijatan dari daerah kaki. Bayi lebih menyenangi dipijat pada area kaki. Lalu lanjutkan dengan area lainnya dan akhiri dengan area punggung.

Jika bayi menangis, segera hentikan pijatan. Bisa jadi bayi sudah merasa tidak nyaman karena lapar, ingin digendong, atau ingin tidur. Setelah selesai, bersihkan tubuh bayi. Jika pijatan dilakukan pagi hari, bisa dilanjutkan dengan memandikan bayi. Jika dilakukan pada malam hari, cukup bersihkan tubuh bayi dengan air hangat.

Bayi butuh ungkapan kasih sayang dari orang tua. Salah satu cara adalah dengan pijat bayi. Dengan melakukan pemijatan yang tepat, bayi Anda akan mendapat banyak manfaat. Ayo pijat bayi mungil Anda dan mulai rasakan manfaatnya.
Read More...

Autis

Autisme
Autisme atau lengkapnya Autistic Spectrum Disorder (ASD) disebabkan adanya gangguan yang mengganggu fungsi otak. Akibatnya, anak yang menderita autis biasanya mengalami kesulitan dalam hal berkomunikasi dengan orang lain atau dalam hal hubungan sosial dengan dunia sekitarnya. Mereka seolah-olah mempunyai dunia sendiri dan hidup di dunia tersebut tanpa mempedulikan orang lain. Penyebab dari autisme ini belum diketahui.
Anak-anak tersebut juga sulit untuk berkonsentrasi dan sulit fokus pada satu hal. Dengan mudah, mereka dapat tersimpangkan bahkan saat sedang diajak bicara berdua saja. Ini yang menyulitkan untuknya berinteraksi dan berkomunikasi.

Gejala Autis
Anak autis akan terlihat gejalanya khususnya pada saat di bawah umur 3 tahun. Gejala-gejala yang bisa dideteksi untuk penderita autis antara lain:
• Saat diajak berbicara, anak akan menghindari tatap mata dengan lawan bicaranya.
• Jika dipeluk, anak akan menolak.
• Sulit berkata-kata dan memahami komunikasi secara verbal. Perbendaharaan kata untuk berkomunikasi sedikit. Kadangkala mengucapkan kata-kata yang tidak ada artinya.
• Tidak suka bermain dengan anak lain. Mereka asyik dengan bermain sendiri dan jika sudah bisa bicara, mereka cenderung akan bicara sendiri.
• Pada sebagian kasus, anak-anak ini aktif bergerak tetapi gerakannya tidak bertujuan dan berulang-ulang. Misalnya: berputar-putar, menggerak-gerakkkan tangan tanpa tujuan. Tetapi, ada pula anak yang pasif dan pendiam.
• Emosi tidak stabil. Menangis atau marah tanpa sebab dan jika marah bisa merusak barang-barang.

Bantuan Bagi Penderita Autis
Jika menemukan gejala-gejala tersebut, ada baiknya konsultasikan hal tersebut kepada dokter agar medapatkan kepastian. Karena autis bisa saja terjadi pada anak-anak yang normal di awal pertumbuhannya kemudian menunjukkan gejala-gejala tersebut.
Bantuan yang dapat diberikan untuk anak yang mengalami autis adalah dengan memberikan terapi. Memberikan terapi cenderung lebih aman dibandingkan dengan pemberian obat-obatan, apalagi jika anak masih kecil. Tujuan dari terapi adalah membantu agar anak dapat fokus pada satu hal. Tujuan lain adalah agar anak bisa berkomunikasi dan bersosialisai.
Orang tua juga dapat membantu proses ini, misalnya dengan sesering mungkin mengajaknya bicara. Jika anak mulai tersimpangkan, arahkan wajahnya ke arah kita dengan tujuan agar anak menatap mata kita dan tanyakan hal yang sama.
Agar suasana dan pembicaraan menyenangkan, Anda dapat menggunakan alat bantu seperti aneka permainan yang berwarna-warni, buku cerita bergambar atau alat peraga lainnya. Lalu Anda dapat menanyakan, mana orang yang sedang makan, mana anak yang memakai baju merah, ada berapa sapi yang ada di gambar dan pertanyan lain yang memancing anak berkata-kata dan mau berkomunikasi. Jangan lupa memberikan pujian pada anak jika dia sudah menjawab dengan benar dan tunjukkan kasih sayang Anda misalnya dengan mengelus kepalanya.
Bantu juga anak Anda untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh yang teratur. Salah satu caranya adalah dengan melakukan senam atau Anda dapat membantu menggerakkan tubuhnya dengan mengangkat tangannya beberapa kali, menggerakkan tangan ke kanan kiri dan gerakan lainnya untuk membantu memperbaiki gerak motorik pada anak.
Selain bantuan dari luar, Anda juga dapat memperhatikan makanan untuk mereka. Berikan makanan bergizi dengan nutrisi yang tepat. Anak autis umumnya bermasalah pada sistem pencernaan dan tidak dapat menerima makanan yang mengandung casein (protein susu) dan gluten (protein tepung). Untuk membantu fungsi otak, Anda dapat juga memberikan makanan atau suplemen yang mengandung Omega-3.
Merawat anak yang mengalami autis memang tidak mudah. Perlu kesabaran dan perhatian untuk membantu mereka. Tetapi, seorang anak tetaplah berharga dan layak mendapatkan kasih sayang.
Read More...